Untuk meraih sesuatu yang dicita-citakan,
Islam mewajibkan seseorang untuk berikhtiyar (QS Ar-Ra'd,[13]: 11) baik secara
lahir (usaha fisik) maupun batin, dan berdoa merupakan bentuk dari ikhtiyar
batin itu sendiri. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Artinya, berusaha perlu diiringi dengan berdoa, berdoa harus dibarengi dengan
usaha. Setelah itu, baru bertawakkal, alias sikap menyerahkan
sukses-tidaknya hasil usahanya pada takdir (qodho'-qodar) Alloh. Karena
segala sesuatu yang terjadi di alam ini tak lepas dari ketentuan-Nya. (QS 25 :
2; QS 65 : 3).
Dengan kata lain, manusia hanya sekedar
berusaha (untuk bisa hidup) dan –pada akhirnya- Alloh lah yang menentukan. Ada
benarnya syair gubahan KH Ali Makshum berikut :
Kulo gesang tanpo
nyono
Kulo boten nggadah
sejo
Mung kersane kang
Kuwoso
Gesang kulo mung
sak dermo.
Maka
tidak dapat dibenarkan jika seseorang hanya berpasrah total kepada Alloh tanpa
mau bekerja dan berdoa; atau hanya bekerja saja tanpa diiringi dengan doa dan
tawakkal; atau berdoa saja tanpa mau bekerja dan bertawakkal. Sayyidina Umar
bin Khotthob pernah mengusir dari masjid seseorang yang setiap harinya hanya
berdoa, tanpa mau bekerja, sembari menasehati: "Alloh tidak akan menjatuhkan
emas dari langit kepadamu".
Wal hasil, orang yang getol berdoa,
semestinya ia juga giat bekerja; dan orang yang bekerja keras, seharusnya ia
tidak lupa berdoa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar