DOA MOHON DIBERI HIDANGAN DAN RIZKI
ٱللَّهُمَّ رَبَّنَآ
أَنزِلۡ عَلَيۡنَا مَآئِدَةٗ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ تَكُونُ لَنَا عِيدٗا
لِّأَوَّلِنَا وَءَاخِرِنَا وَءَايَةٗ مِّنكَۖ وَٱرۡزُقۡنَا وَأَنتَ خَيۡرُ ٱلرَّٰزِقِينَ
Artinya : "Ya Allah, Ya Tuhan kami,
turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya)
akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang
datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rzekilah
kami, dan Engkaulah pemberi rezki yang paling Utama". ( Al – Maidah
[5] : 114 )
Dalam
hadist diceritakan bahwa Nabi Isa a.s. memerintahkan kepada para pengikutnya
kaum hawariyin, melaksanakan puasa selama tiga puluh hari (satu bulan). setelah
kuajiban puasa ini dilaksanakan, kaum hawariyin meminta kepada nabi Isa a.s.
agar mendoakan kiranya Allah menurunkan hidangan dari langit buat mereka.
alasan mereka, hidangan itu akan dinikmati bersama sebagai hidangan di hari raya dan sebagai
pemenang serta penguat hati mereka dalam mengimani Allah dan mengimani kenabian Nabi Isa a.s. , jika benar-benar
Allah menurunkan hidangan dari langit di hadapan mereka.
Alasan
mereka itu mirip dengan alasan Nabi Ibrahim a.s. ketika beliau meminta bukti
kepada Allah, bagaimana Allah bisa menghidupkan orang yang sudah mati. Maka
Allah memerintahkan Nabi Ibrahim a.s. memotong empat ekor burung merpati.
kemudian dicincang dan dicampur satu dengan yang lain. empat ekor burung
merpati yang sudah dicincang itu kemudian dibagi menjadi empat bagian dan
setiap bagian diperintahkan untuk ditaruh di atas empat bukit, masing-masing
satu bagian.
Ketika Nabi
Ibrahim kembali ke tempat pemotongan dan diperintah oleh Allah agar memanggil
burung - burung tersebut, maka burung - burung itupun datang dalam keadaan
hidup, lengkap dan tidak satupun dari bagian tubuhnya yang kurang. dengan
peristiwa ini Nabi Ibrahim semakin mantap dan kuat imannya. pada mulanya Nabi
Isa a.s. enggan mendoakan, dan mengingatkan pengikutnya agar jangan terlalu
berlebihan dalam meminta sesuatu. tetapi mereka tetap bersikeras agar nabi Isa
a.s. mau memintakan kepada Allah untuk menurunkan hidangan dari langit. karena
Nabi Isa a.s. khawatir mereka tidak bisa mensyukuri anugerah yang luar biasa
itu. dengan kuat hati seraya mengenakan serban di atas kepala nabi Isa a.s.
melangkah ke tempat sholat. ia rapikan kedua kakinya, ia tundukkan kepala dan
sholat dengan khusyu'nya. dalam keadaan wajah yang basah oleh air mata tangisan
ia memohon kepada Allah : Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu
hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami
yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi
tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rzekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezki
yang paling Utama
Do'a nabi
Isa a.s. ini dijawab oleh Allah dengan firman-Nya:
قَالَ ٱللَّهُ إِنِّي
مُنَزِّلُهَا عَلَيۡكُمۡۖ فَمَن يَكۡفُرۡ بَعۡدُ مِنكُمۡ فَإِنِّيٓ أُعَذِّبُهُۥ
عَذَابٗا لَّآ أُعَذِّبُهُۥٓ أَحَدٗا مِّنَ ٱلۡعَٰلَمِينَ ١١٥
Artinya: "Sesungguhnya
Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, barangsiapa yang kafir di antaramu
sesudah (turun hidangan itu), Maka Sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan
siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorangpun di antara umat manusia".
( Al – Maidah [5] : 115 )
Di antara
awan-awan putih yang berjalan berarakan tampaklah sebuah nampan besar yang
tertutup kain. Perlahan-lahan nampan hidangan itu turun mendekat ke tanah.
orang-orang dari kaum Hawariyin terperanjat dan terheran heran melihatnya.
Sementara Nabi Isa a.s. terus memohon kepada Allah agar memberkati hidangan itu
sehingga menjadi hidangan yang membawa rahmat dan keselamatan bukan hidangan
yang membawa bencana bagi kaumnya, beliaupun mengucapkan do'a:
" Ya
Allah jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bersyukur"
Ketika
hidangan itu benar-benar turun tepat di hadapan Nabi Isa a.s., beliaupun
membuka kain penutupnya dengan mengucapkan: “Dengan Nama Allah Tuhan
sebaik-baik pemberi rezeki”.
Setelah
kain penutup dibuka ternyata nampan itu berisi tujuh potong ikan besar yang
gurih dan tujuh buah roti besar yang sedap. Riwayat lain menyatakan ada pula
buah-buahannya.
Nabi Isa
a.s. memerintahkan mereka menyantap hidangan itu, tetapi mereka menolak dengan
mengatakan: "Wahai Isa....kami tidak akan makan sebelum engkau makan
dahulu". nabi Isa a.s. menjawab:"Bukankah kalian yang meminta
hidangan itu". namun mereka tetap menolak untuk memulai menyantapnya,
sehingga nabi Isa a.s. memanggil orang-orang fakir miskin, orang terlantar,
orang sakit, dan orang yang kelaparan untuk menikmati hidangan itu. jumlah
mereka menjapai seribu tiga ratus orang.
Dengan
berkah yang dilimpahkan oleh Allah pada hidangan itu, orang yang menderita
berbagai macam penyakit bisa sembuhsetelah memakannya. hal ini membuat
penyesalan di hati orang-orang yang
menolaknya tadi. konon hidangan ini turun satu kali pada setiap hari yang di khususkan
bagi orang miskin dan orang yang sangat membutuhkan saja, seperti orang sakit
yang ingin sembuh. dan hidangan ini tidak boleh disimpan atau diambil untuk
dibawa pulang. Namun orang-orang munafik di antara kaumnya Nabi isa a.s. merasa
keberatan dengan keputusan dan aturan tersebut. Mereka menghianati keputusan
itu sehingga Allah tidak lagi menurunkan hidangan itu, dan mereka yang
berkhianat mendapat siksa sesuai yang dijanjikan oleh Allah.
Berdasarkan
Hadist Nabi Saw, melalui sahabat Ammar bin Yasir; Bahwa mereka yang berkhianat
itu diubah wujudnya menjadi kera dan babi.
Wallahu
A'lam.
Bolehkah
kita berdo'a dengan do'anya Nabi Isa a.s. tersebut, dengan niat agar Allah
mencukupi makanan dan rizki buat kita?. Jawabannya : boleh, asal memenuhi adab
dan tata cara dalam berdo'a. Akan lebih utama seperti yang dilakukan oleh nabi
Isa a.s. Wudhu dengan sempurna, sholat hajad dua rokaat dengan khusu' kemudian
berdo'a setelah salam. Dan tidak kalah pentingnya adalah selalu mensyukuri
nikmat pemberian Allah dan jangan mengkufurinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar