رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لَنَا
وَلِإِخۡوَٰنِنَا ٱلَّذِينَ سَبَقُونَا بِٱلۡإِيمَٰنِ وَلَا تَجۡعَلۡ فِي
قُلُوبِنَا غِلّا لِّلَّذِينَ ءَامَنُواْ رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوف رَّحِيمٌ
Artinya: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami
dan Saudara-saudara kami yang Telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah
Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman;
Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang."
( Al – Hasyr [59] : 10 )
Doa ini
kelihatannya sederhana dan biasa saja, tetapi kalau kita mengkaji
"asbab" munculnya doa ini sungguh sangat luar biasa, maka Allah
mengabadikan doa ini di alam kitab suci-Nya, al-qur'an yang agung. Penulis
sendiri sempat bingung, hendak memulai dari mana dan bagaimana seorang hamba
yang amat lemah iman dan taqwanya serta penuh dengan dosa. Semoga Allah memberi
maghfirah, hidayah dan taufiq-Nya kepada penulis – ini menorehkan sejarah
manusia – manusia pilihan yang elegan dan mulia dalam setiap bertutur kata,
sikap dan berbuat. Bercampur aduk perasaan di hati ini ; iri, haru, kagum dan
entah perasaan apa lagi yang sulit diungkapkan dengan kata-kata, ketika
menyelesaikan sejarah yang penampilan hamba-hamba Allah yang sholeh itu
kemudian berbalik meelihat dan membandingkan dengan keadaan diri ini, kontras, tidak
satu persenpun kebaikan diri ini dbandingkan dengan kebaikan dan kemulyaan
mereka di sisi Allah. "Subhaanakalloohumma……." Ya Allah,
rahmati kami. Setidak-tidaknya kami tahu sejarah mereka dan kami dalam kelompok
mereka meskipun kami sadar, perbuatan kami sangat tidak sepadan dengan mereka.
Kami ingin Ya Allah dengan Rahman dan Rohim-Mu.
Sejarah doa ini bermula dari ikatan cinta dan persaudaraan
anatara sahabat Fuqoro Muhajirin dan sahabat Ansor sebagaimana yang disebutkan
dalam Q.S Al – Hasyr ayat 8-9. Sahabat Fuqoro Muhajirin, penduduk asli Mekkah
yang diusir oleh orang-orang kafir quraisy sehingga harus meninggalkan kampung
halaman dan harta benda bahkan orang-orang yang dicintainya demi menolong dan
memperjuangkan agama Allah dan Rasul-Nya. Begitu besar pengorbananan mereka
yang hanya satu tujuannya, mencari ridlo Allah, maka Allah menamai mereka
"ash-Shoodiquun" (orang-orang yang benar). Pembaca, kita
sering mengatakan untuk mencari ridho Allah tetapikita emoh berkorban
(kikir), tetapi kita ingin masuk "ash-Shoodiquun", bagimana ?
Sahabat
Ansor, orang-orang yang tinggal di Madinah dan telah beriman sebelum kedatangan
Muhajirin ke Madinah. Mereka sangat mencintai para Fuqoro Muhajirin, mereka
siap memberikan apa yang mereka punya tanpa ada perasaan tidak enak di hati
terhadap kaum muhajirin, mereka lebih mengutamakan Fuqoro Muhajirin diatas
kepentingan mereka sendiri, maka Allah menamai mereka "al-Muflihuun"
(orang-orang yang beruntung).
Pembaca,
inginkah kita, beranikah kita, sehingga kita masuk dalam kelompok "al-Muflihuun" , atau kita ingin tetapi tidak berani alias
takut. Banyak contohnya ; Kenapa banyak peminta-minta sumbangan untuk tegaknya
agama Allah ? itu karena umat (kita) takut memberi. Kalau kita berani memberi
sebelum diminta, maka peminta-minta sumbangan itu, insyaallah tidak ada lagi
termasuk peminta-minta sumbangan yang berkedok (palsu) karena minta sumbangan
sudah tidak budaya budaya lagi. Anehnya, kita tidak mau memberi kalau tidak
diminta meskipun kita tahu ada lembaga atau yayasan yang memperjuangkan islam
dan umat memerlukan dana, lebih aneh lagi sudah diminta tetapi tidak memberi
padahal punya, lalu kita ingin masuk kelompok " "al-Muflihuun" .
Bagaimana
kisah mereka ( Fuqoro Muhajirin dan Ansor ) sehingga mereka dapat posisi yang
begitu mulia di sisi Allah ? Berikut ini hanya sebagaian kecil saja dari
sisi-sisi kehidupan mereka yang dapat penulis paparkan dalam tulisan ini,namun
penulis berharap meskipun hanya sedikit semoga kitabisa menjadikan pelajaran
yang berharga dari kehidupan mereka sekaligus dapat memacu harapan kita agar
bisa mengikuti jejak mereka seperti mereka yang diterangkan dalam ayat doa ini
:
" Dan
orang-orang yang datang sesudah mereka ( Muhajirin dan Ansor )
Sesaat setelah nabi SAW tiba dan tinggal di Madinah beliau
mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan kaum Ansor. Ikatan persaudaraan ini
sungguh-sungguh sangat mengagumkan. Orang-orang Ansor berkata : Ya
Rasulullah, bagaikanlah kebun kurma kami, antara kami dan saudara-saudara kami
(kaum Muhajirin)". Rasulullah SAW menjawab : Jangan. Segera
kaum Muhajirin berkata : Maukah
kalian yang membiayai dan kami yang menggarap dengan imbalan bagi hasil .
Orang-orang Ansor berkata : kami
dengardan kami taati syarat itu.
Diantara
kaum Muhajirin dan kaum Ansor yang dipersaudarakan itu adalah Abdurrohman bin
Auf (dari Muhajirin ) dan Sa'ad bin ar-Rabi' (dari Ansor ). Sa'ad berkata
kepada Abdurrohman : Sesungguhnya aku
adalah orang yang paling banyak bertanya dikalangan Ansor . Ambillah separuh
hartaku ini, aku juga mempunyai dua istri, maka lihatlah mana yang engkau
pilih, agar aku bisa menceraikannya, dan bila sudah habis masa iddahnya maka
nikahilah ia. Abdurrohman menjawab : semoga Allah memberikan berkah
bagimu dalam keluarga dan hartamu, lebih baik tunjukkan saja mana pasar kalian.
Begitu baik
dan tulusnya hati kaum Ansor terhadap Muhajirin , sehingga orang-orang
Muhajirin mengadukan kepada Nabi SAW ; Ya Rasulullah, kami belum pernah
melihat kaum seperti kaum yang kami hijrah kepadanya (Ansor ), yaitu dalam
memberi santunan kepada kami, orang yang hidup sederhana diantara mereka tidak
segan-segan menyantuni kami, sungguh mereka telah menjamin semua kebutuhan kami
dan bersekutu dengan kami dalam kesenangan,, hingga kami khawatir bila mereka
memborong semua pahala. Nabi SAW menjawab : tidak. Selama engkau memuji mereka dan
mendoakan bagimereka kepada Allah.
Jalinan
kasih sayang diantara mereka ( Muhajirin dan Ansor ) ini diabadikan oleh Allah
di surat Al – Hasyr ayat 9 :
وَٱلَّذِينَ تَبَوَّءُو ٱلدَّارَ
وَٱلۡإِيمَٰنَ مِن قَبۡلِهِمۡ يُحِبُّونَ مَنۡ هَاجَرَ إِلَيۡهِمۡ وَلَا يَجِدُونَ
فِي صُدُورِهِمۡ حَاجَةٗ مِّمَّآ أُوتُواْ وَيُؤۡثِرُونَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ
وَلَوۡ كَانَ بِهِمۡ خَصَاصَةۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفۡسِهِۦ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ٩
“Dan orang-orang yang Telah menempati kota Madinah dan Telah
beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor)
'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor)
tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan
kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin),
atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang
dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung”
( Al – Hasyr [59] : 9 )
Imam Muslim meriwayatkan : seorang laki-laki datang
kepada Rasulullah SAW lalu berkata : Ya Rasulullah, aku lapar Lalu Rasulullah SAW menyuruh seseorang ke
rumah istri-istri beliau, dan ternyata tidak dijumpai makanan apapun pada
mereka. Maka Nabi SAW bersabda : Adakah diantara kalian mau menjamu orang
ini pada malam ini, semoga Allah merahmatinya. Maka berdirilah seorang
laki-laki dari kaum Ansor bernama Abu Tholhah seraya berkata : Ya Rasulullah , aku lapar. Maka Rasulullah
SAW menyuruh seseorang ke rumah istri-istri beliau, danternyata tidak dijumpai
makanan apapun pada mereka. Maka Nabi SAW Bersabda : adakah diantara kalian yang mau menjamu orang
ini pada malam ini, semoga Allah merohmatinya. Maka berdirilah seorang
lelaki dari kaum Ansor bernama Abu Tholhah sraya berkata : Aku yang akan menjamunya, wahai Rasulullah
Laki-laki itupun diajak pulang ke rumahnya dan ia berkata kepada istrinya : Orang ini adalah tamu Rasulullah ,maka
janganlah engkau simpan apa pun untuknya. Istrinya menjawab : Demi Allah, aku tidak
mempunyai makanan apapun selain makanan untuk anak-anak. Abu Tholhah
berkata kepada istrinya : Jika
anak-anak ingin makan malam, tidurkankan saja mereka, lalu kemarilah dan
siapkan makanan itu untuktamu kita, biarlah kita menahanlapar untuk malam ini .
Dan bila saatnya makan, matikan lampu, seolah-olah kita menyertai dia makan
bersama. Pagi harinya, ketika bertemu dengan Rasulullah SAW, Beliau
bersabda : “Sungguh Allah kagum atau ridho dengan apa yang telah dilakukan
oleh Fulan dan Fulanah “.
Pada
waktu perang Yarmuk, Ikrimah, r.a terluka parah dan kehausan. Seorang sahabat
membawakan segelas air kepadanya, tetapi ia melihat Suhail bin Amr , r.a juga
terluka parah dan menginginkan air, maka ia mengisyaratkan agar air itu
diberikan kepada Suhail bin Amr r.a. Ketika air itu hendak diminumkan kepada
Suhail bin Amr, r.a ternyata tidak jauh
dari tempat itu terdengar Sahl bin Harist r.a yang juga kehausan dan terluka
parah. Suhail bin Amr r.a tidak jadi minum, ia mengisyaratkan agar air itu
diberikan kepada Sahl bin Harist. Pada saat air hendak diminumkan pada Sahl bin
Harist, ia telah meninggal, maka buru-buru air dibawa kembali ke Suhail bin
Amr, tetapi ia pun sudah meninggal , maka segera air itu dibawa ke Ikrimah, r.a
tetapi Iapun meninggal. Selesai pertempuran Khalid bin Walid melewati jasad para syuhada'
ini dan berkata : Sekiranya aku dapat mengorbankan diriku untuk kalian,
kalian pertahankan semangat berkorban,bahkan pada saat kematian
Kisah tersebut hanya sebagian kecil saja dari
sekian banyak kisah para sahabat yang sangat mengagumkan, bagaikan tebaran
permata indah yang tidak ternilai harganya. Lalu apa hubungannya dengan doa
yang kita bicarakan ini ? mari kita perhatikan lengkapnya ayat yang berisikan
tentang doa ini :
وَٱلَّذِينَ جَآءُو مِنۢ
بَعۡدِهِمۡ يَقُولُونَ رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لَنَا وَلِإِخۡوَٰنِنَا ٱلَّذِينَ
سَبَقُونَا بِٱلۡإِيمَٰنِ وَلَا تَجۡعَلۡ فِي قُلُوبِنَا غِلّٗا لِّلَّذِينَ
ءَامَنُواْ رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوف رَّحِيمٌ
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan
Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan
Saudara-saudara kami yang Telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah
Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman;
Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang."(
Al – Hasyr [59] : 10 )
Orang-orang yang datang sesudah mereka ( Muhajirin
dan Ansor ), yaitu orang-orang yang sholeh dari kalangan Tabi'in dan Tabi'ut –
Tabi'in serta para pengikutnya, mereka ini benar-benar faham sejarah kehidupan
para sahabat baik dari kalangan Muhajirin maupun Ansor , dari segi kepatuhan
dan ketundukannya kepada Allah dan Rasul-Nya, kesederhanaannya, pengorbanannya
serta kesetiannya kepada Nabi SAW dan kepada sesama sahabat dan segi – segi kehidupan
mereka yang lain yang sangat mengagumkan, sehingga generasi sholihin, sholihati
sesudah mereka sangat menghormati, memulyakan dan menghargai jasa-jasa mereka
serta berusaha sekuat mungkin untuk mengikuti jejak langkah mereka. Salahsatu
diantara penghormatan dan penghargaan yang diberikan adalah doa kepada Allah
untuk mereka dan doa agar di hati ini tidak ada sedikitpun rasa dengki terhadap
mereka, karena sadar bahwa dengki terhadap orang yang beriman dan dimulyakan
Allah sama artinya dengan memusuhi mereka.
Penghormatan yang diberikan dalam bentuk doa ini
sangat dihargai, didengar dan diperhatikan oleh Allah sehingga diabadikan di
dalam al – qur'Ansor sebagai tarbiyah (pendidikan) dan contoh yang baik bagi
kita dalam menghormati dan menghargai (jasa dan pengorbanan) orang-orang yang
beriman yang lebih dahulu dari kita, terutama generasi awal Islam ( para
sahabat) yang melalui jalur mereka itu kita menerima hidayah Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar