أَللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَ لَا عَلَيْنَا.
( رواه الشيخان عن ابن مالك )
Artinya :
“Ya Alloh, jatuhkan musibah (hujan) ini di sekitar
kami, dan bukan pada kami”. (HR Bukhari dan Muslkim, dari Ibnu Malik).
Hampir setahun tidak turun hujan, sehingga masyarakat
mengalami musim paceklik. Di tengah khutbah sholat jum’at, Rosululloh didatangi
seorang lelaki Badui seraya mengatakan : “Ya Rosululloh, harta kami rusak
binasa dan keluarga kami kelaparan”. Beliau kemudian mengangkat kedua tangannya
seraya berdoa memohon diturunkan hujan. Sungguh menakjubkan, seketika itu awan
datang beriringan di langit. Beliau masih berada di atas mimbar dan tangan
beliau pun belum diturunkan, tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya.
Hujan tersebut terus-menerus turun selama seminggu, yakni
sampai pada hari jum’at berikutnya, sehingga terjadi banjir dan merusak rumah
dan apa saja yang ada. Maka pada hari itu pula si Baduwi datang lagi menghadap
Rosululloh seraya mengadukan : “Ya Rosululloh, harta benda dan rumah kami
jadi rusak berantakan, gara-gara hujan turun terus-terusan”. Beliaukemudian mengangkat kedua tangannya
seraya berdoa dengan doa seperti tersebut di atas smbil memberi isyarat dengan
tangan beliau. Tidak lama kemudian, hujan menjadi reda dan banjir pun hilang,
sehingga tanah di kota Madinah dan sekitarnya menjadi subur kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar