رَبَّنَآ ءَامَنَّا فَٱكۡتُبۡنَا
مَعَ ٱلشَّٰهِدِينَ
Artinya : "Ya Tuhan kami, kami Telah
beriman, Maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas
kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad s.a.w.). ( Al – Maidah [5] : 83 )
Pada masa
terutusnya Muhammad SAW sebagai Rasul Allah, negeri Habsyah dipimpin oleh raja
yang terkenal adil dan bijaksana bernama Ashmihah an-najjasyi. Ia penganut
setia agama nasrani.
Memasuki
tahun kelima terutusnya nabi Muhammad SAW mengajak manusia menyembah Allah dan
mengikuti agama islam, orang orang kafir Quraisysemakin gencar menghalangi
bahkan menyiksa orang orang yang mengikuti Nabi SAW. Dalam beragama islam,
begitu kerasnya penyiksaan yang mereka terima sehingga Nabi SAW memutuiskan
agar mereka hijrah ke Habsyah, karena beliau tahu negeri Habsyah dipimpin oleh
raja yang adil dan bijaksana serta tidak ada orang teraniaya disisinya.
Hijrah ke
Habsyah ini terjadi dengan dua gelombang, yang pertama pada bulan Rajab tahun
kelima dari Nabuwah,terdiri dari empat belas orang laki laki dan empat belas
orang wanita dipimpin oleh usman bin affan r.a Tidak lama kemudian berangkat
rombongan yang kedua yang terdiri dari delapan puluh tiga orang laki laki dan
sembilan belas orang wanita. Rombongan para muhajirin tersebut berangkat dengan
sembunyi sembunyi pada tengah malam dengan naik perahu. Mereka tiba di Habsyah
dengan selamat dan menjalani kehidupan beragama dengan aman meskipun di negeri
orang lain dengan agama yang berbeda pula.Beberapa bulan kmudian Allah
memerintahkan dan mengizinkan nabi SAW dan para sahabat yang masih tinggal di
mekkah supaya hijrah ke madinah untuk menyelamatkan aqidah dan agama mereka
serta demi menyusun kekuatan baru dalam mengembangkan dan mensyiarkan islam,
sehingga Allah pun memberi kekuatan dan mengizinkan kepada kaum muslimin untuk
melawan kesewenang wenangan orang orang kafir Quraisy. Maka terjadilah perang
yang pertama, yaitu perang badar.
Usai perang
Badar yang dimenangkan kaum muslimin dengan banyaknya korban dipihak musuh
termasuk terbunuhnya tokoh tokoh mereka, maka mereka (orang orang kafir
Quraisy) ingin menuntut balas dengan membunuh orang orang islam yang hijrah ke
Habsyah. Mereka mengumpulkan berbagai macam hadiah untuk diberikan kepada raja
Habsyah (Ashmihah an-Najjasyi) dan para uskupnya agar orang orang islam diusir
dari negerinya dan dikembalikan ke Mekkah untuk selanjutnya akan mereka bunuh.
Untuk
menjalankan tugas tersebut mereka mengutus Amru bin Ash dan Abdillah bin Abi
Robi'ah. Mula mula keduanya menemui para uskup agar mau membantu menyampaikan
rencana mereka pada raja Najjasyi sekaligus mempengaruhinya supaya raja
berkenan mengusir orang orang islam dari negerinya.
Setelah
para uskup menyatakan kesediaannya, barulah keduanya menemui Najjasyi. Berbagai
macam hadiah diberikan kepada raja kemudian mereka mengatakan :"Wahai tuan
raja, ada orang orang bodoh yang menyusup ke negeri tuan. Mereka telah menghina
dan memecah belah agama kaumnya sedang mereka pun tidak mau masuk ke agama
tuan. mereka membawa agama baru yang diciptakan sendiri. Kami tidak tahu persis
(agama itu), begitu pula tuan. Kami diutus oleh para pembesar kaum mereka, agar
tuan berkenan mengembalikan mereka, karena keumnya lebih berhak atas mereka
serta lebih tahu apa yang mendorong mereka mencela dan mencaci mmaki
kaumnya".
Para uskup membenarkan kata
kata dua orang utusan kafir ini dan mendorong raja agar mengembalikan para
pengungsi itu ke negerinya (mekkah). Tetapi Najjasyi adalah raja yang bijak, ia
tidak mau mendengar informasi hanya dari satu pihak, maka ia minta agar
parapengungsi (muhajirin muslim) itu dihadapkan padanya. Terjadilah dialog
antara raja Najjasyi dengan muhajirin muslim yang diwakili oleh Ja'far bin abu
tholib.
Najjasyi :
'macam apa agama kalian, yang dengan itu kalian memecah belah kaum kalian, dan
kalian pun tidak masuk agama kami?"
Ja'far ; "Wahai tuan raja, dulu kami adalah
pemeluk agama jahiliyah. Dahulu kami menyembah berhala memakan bangkai, berbuat
mesum, memutus tali persaudaraan, menyakiti tetangga dan yang kuat diantara
kami memakan yang lemah, sampai Allah mengutus seorang Rasul dari kalangan kami
yang telah kami ketahui nasabnya, kejujurannya, amanahnya dan kejujuran
dirinya. Beliau menyeru kami kepada Allah mengEsakannya dan menyembah hanya
kepadaNya serta meninggalkan berhala berhala yang menjadi sesembahan sesembahan
bapak bapak kami. Beliau memerintahkan kami agar berkata jujur, menunaikan
amanat, menjalin kekerabatan, berbuat baik dengan tetangga, menghormati apa
yang disucikan dan darah serta melarang kami berbuat mesum, berdusta, merampas
harta anak yatim dan menuduh wanita wanita suci. Beliau memerintahkan kepada
kami agar menyembah Allah semata, tidak mempeersekutukanNya, mendirikan sholat,
membayar zakat, berpuasa (dan menyebutkan ajaran ajaran islam yang lain). Lalu
kami membenarkan, beriman dan mengikuti beliau atas apa saja yang dari agama
Allah.Kami menyembah Allah semata dan tidak mempersekutukanNya, kami
mengharamkan apapun yang diharamkan atas kami, menghalalkan apapun yang
ihalalkan bagi kami. Kemudian kaum kami memusuhi kami,menyiksa kami dan
menimpakan fitnah atas agama kami, dengan tujuan agar kami kembali menyembah
berhala berhala tanpa diizinkan menyembah Allah dan agar kami menghalalkan
segala keburukan seperti dahulu. Setelahmereka melakukan kesewenagwenangan dan
menghalangi kami dari menjalankan agama kami, maka kami pergi ke negeri tuan
dan memilih tuan dari pada yang lain. Kami senang mendapat perlindungan tuan
dan kami tetap berharap agar kami tidak didzolimi disisi engkau.
Najjasyi :" Apakah engkau bisa membacakan
sedikit yang diturunkan Allah kepadanya?"
Ja'far ; "ya".
Najjasyi ; "kalau begitu bacakan padaku".
Maka Ja'far
bin abi thalib membacakan surat Maryam. Demi Allah, tatkala mendengarlantunan
ayat-ayat Al Qur'an yang dibaca oleh Ja'far, Najjasyi dan para uskup atau
pendeta menangis hingga jenggot mereka basah oleh air mata.
Najjasyi
berkata :"Sesungguhnya ini (ayat al Qur'an yang dibaca Ja'far) dan yang
dibawa Isa (Injil) benar benar keluar dari satu misykat. Pergilah kalian
berdua. Demi Allah, aku tidak akan menyerahkan mereka kepada kalian berdua,
sama sekali tidak".
Keduanya
pergi dari hadapan Najjasyi. Tetapi Amru bin ash masih belum puas sehingga para
pengungsi muslim itu dibunuh. Maka keesokan harinya ia kembali menghadap
Najjasyi dan menghasutnya dengan mengatakan: "Wahai tuan raja sesungguhnya
mereka mengatakan sesuatu yang tidak bisa dianggap enteng tentang Isa bin
Maryam".
Sekali lagi
Najjasyi mengirim utusan untuk memanggil para pengungsi muslim agar datang
menghadapnya. Setelah mereka datang menghadap Najjasyi bertanya tentang isa
kepada mereka. Ja'far menjawab :"Kami katakan sebagaimana yang dibawa nabi
kami, bahwa Isa adalah hamba Allah' RosulNya, RohNya,dan kalimatNya yang
disampaikan kepada maryam, perawan suci".
Sembari
memungut potongan dahan kecil dari tanah, Najjasyi berkata :"Demi Allah,
Isa bin Maryam tak berbeda dengan apa yang engkau katakan meskipun sekedar
potongan dahan ini".
Kemudian
Najjasyi berkata kepada para pengawalnya :"Kembalikan semua hadiah yang
dibawa dua utusan itu. Aku tidak membutuhkan hadiah hadiah itu". keduanyan
pun beranjak dari hadapan Najjasyi dengan muka masam karena tertolak
keinginannjya, tertolak pula hadiah yang dibawanya. Sementara para pengungsi
muslim dapat hidup dengan aman, berdampingan dengan tetangga yang menyenangkan,
dibawah pemerintahan raja yang beriman.
Najjasyi
menyatakan keislamannya dihadapan ja'far bin abi thalib dan dinyatakan pula
dalam suratnyasebagai jawaban atas syarat Nabi SAW yang dikirim melalui sahabat
Amr bin Umaiyah ad-dhomry.
Ada
beberapa pesan Nabi SAW kepada Najjasyi selain surat yang dibawa oleh Amr bin
Umaiyah ad-dhomry, yaitu meinta Najjasyi mewakili beliau melamar Romlah (U*mmu
habibah)binti Abu Sufyan yang waktu itu sebagai salah seorang pengungsi di
Habsyah (insya Allah nanti diceritakan sendiri) dan meminta Najjasyi untuk
mengirim para pengungsi (muhajirin) ke Madinah.
Najjasyi
menyiapkan dua perahu untuk kendaraan mereka. Selain para muhajirin, yang ikut
dalam rombongan itu adalahAmr bin Umaiyah dan para pendeta dari Habsyah yang
ingin bertemu Nabi SAW. Rombongan ini sampai di Madinah setelah nabi SAW dan
para sahabat baru saja mendapat kemenangan dalam perang Khaibar.
Para tamu
yang menghadap Nabi SAW ketika itu ada tujuh puluh orang, enam puluh dua dari
habsyah dan delapan orang dari syam. Dihadapan para tamunya ini nabi SAW membacakan
surat yassin. begitu mereka mendengarnya, semua menangis dan saling mengatakan
"Firman ini mirip benar dengan firman yang diturunkan kepada Isa
a.s.". Lalu mereka menyatakan beriman dan berdoa
رَبَّنَآ ءَامَنَّا فَٱكۡتُبۡنَا
مَعَ ٱلشَّٰهِدِينَ
Artinya "Ya Tuhan kami, kami Telah beriman, Maka catatlah kami
bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian
Muhammad s.a.w.). ( Al – Maidah [5] : 83 )
Kisah mereka ini diceritakan
oleh Allah dan diabadikan dalam al Qur'an surat Al maidah ayat 83-85.
وَإِذَا سَمِعُواْ مَآ
أُنزِلَ إِلَى ٱلرَّسُولِ تَرَىٰٓ أَعۡيُنَهُمۡ تَفِيضُ مِنَ ٱلدَّمۡعِ مِمَّا
عَرَفُواْ مِنَ ٱلۡحَقِّۖ يَقُولُونَ رَبَّنَآ ءَامَنَّا فَٱكۡتُبۡنَا مَعَ ٱلشَّٰهِدِينَ
٨٣ وَمَا لَنَا لَا نُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَمَا
جَآءَنَا مِنَ ٱلۡحَقِّ وَنَطۡمَعُ أَن يُدۡخِلَنَا رَبُّنَا مَعَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلصَّٰلِحِينَ
٨٤ فَأَثَٰبَهُمُ ٱللَّهُ بِمَا قَالُواْ
جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَاۚ وَذَٰلِكَ
جَزَآءُ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ٨٥
Artinya: “83. Dan apabila
mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat
mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang Telah
mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: "Ya
Tuhan kami, kami Telah beriman, Maka catatlah kami bersama orang-orang yang
menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad s.a.w.). 84.
Mengapa kami tidak akan beriman kepada Allah dan kepada kebenaran yang
datang kepada kami, padahal kami sangat ingin agar Tuhan kami memasukkan kami
ke dalam golongan orang-orang yang saleh ?". 85. Maka Allah memberi mereka pahala terhadap
perkataan yang mereka ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir sungai-sungai di
dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya. dan Itulah balasan (bagi)
orang-orang yang berbuat kebaikan (yang ikhlas keimanannya). ( Al- Maidah
[5] : 83 – 85 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar