a. QS Al-Ikhlash
بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. قُلْ هُوَ
اللَّهُ أَحَدٌ. اللَّهُ الصَّمَدُ . لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ . وَلَمْ يَكُنْ
لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
Artinya :
1.
Katakanlah: "Dia-lah Allah,
yang Maha Esa.
2.
Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu.
3.
Dia tiada beranak dan tidak pula
diperanakkan,
4.
Dan tidak ada seorangpun yang
setara dengan Dia."
QS Al-Falaq :
بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. قُلْ أَعُوذُ
بِرَبِّ الْفَلَق . مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ . وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي
الْعُقَدِ . وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
Artinya :
1.
Katakanlah: "Aku berlindung
kepada Tuhan yang menguasai subuh,
2.
Dari kejahatan makhluk-Nya,
3.
Dan dari kejahatan malam apabila
Telah gelap gulita,
4.
Dan dari kejahatan wanita-wanita
tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul[1609],
5.
Dan dari kejahatan pendengki bila
ia dengki."
[1609] Biasanya tukang-tukang sihir dalam melakukan
sihirnya membikin buhul-buhul dari tali lalu membacakan jampi-jampi dengan
menghembus-hembuskan nafasnya ke buhul tersebut.
QS An-Nas :
بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. قُلْ أَعُوذُ
بِرَبِّ النَّاسِ . مَلِكِ النَّاسِ . إِلَهِ النَّاس . مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ
الْخَنَّاسِ. الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ . مِنَ الْجِنَّةِ
وَالنَّاس
Artinya :
1.
Katakanlah: "Aku berlidung
kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
2.
Sembahan manusia.
4.
Dari kejahatan (bisikan) syaitan
yang biasa bersembunyi,
5.
Yang membisikkan (kejahatan) ke
dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.
6.
Dari (golongan) jin dan manusia.
Bacalah secara rutin surat al-Ikhlash, al-Falaq dan an-Nas.
Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang membacanya (ketiga surat
tersebut) tiga kali pada waktu pagi dan tiga kali pada waktu sore, maka segala
sesuatunya akan dicukupi Allah”.
Penjelasan :
Didalam kitab Abwabul Faraj ditambahkan
mengenai fadhilah dan keistimewaan surat Al-Ikhlas. Bahwa ia
merupakan salah satu surat dalam Al-Qur’an yang memiliki banyak keutamaan.
Seluruh ayatnya memuat ajaran tentang Keesaan Allah dan menolak segala
bentuk kemusyrikan. Keutamaan lainnya dapat kita simak dari beberapa hadis Nabi
berikut.
Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa
yang membaca surat al-Ikhlash tiga kali di waktu pagi dan tiga kali di waktu
sore, ia akan terjaga dari berbagai bentuk bahaya”.
Beliau saw. bersabda, “Apakah kamu
merasa tidak mampu membaca sepertiga Al-Qur’an dalam waktu satu malam?”.
Para sahabat merasa keberatan balik bertanya, “Ya Rasulallah! Siapa orangnya
diantara kami yang mampu melakukannya?”. Beliau saw bersabda, “Qul
Huwalloohu ahad...(sampai akhir surat al-Ikhlash) adalah
sepertiga Al-Qur’an”. (HR Al-Bukhari).
Abu Hurairah ra. menceritakan, bahwa
sewaktu Rasulullah saw. mendengar seseorang membaca surat al-Ikhlash, beliau
lalu berkomentar, “Dia wajib!”. Ia bertanya, “Apanya yang wajib?”
Beliau saw. bersabda, “Dia wajib masuk surga”.
Imam at-Turmudzi meriwayatkan sebuah
hadis, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang sebelum tidur
membaca surat Al-Ikhlash seratus kali, maka pada hari kiamat
nanti Allah swt. berfirman (kepadanya), “Hai hambaku! Masuklah ke surga”.
Surat al-Ikhlash berkhasiat
mendatagkan rizki yang banyak.
At-Thabrani mentakhrij hadis dari Jarir bin Abdullah, bahwa Rasulullah saw
bersabda, “Barangsiapa yang membaca surat al-Ikhlash sewaktu memasuki
rumahnya, maka penghuninya tidak mengalami kemiskinan”. (sanadnya dha’if).
Al-Hafizh Abu Musa al-Madini
meriwayatkan dari Sugail bin Sa’ad, bahwa seseorang pernah mendatangi
Rasulullah saw seraya mengadukan kemiskinan dan kesulitan mencari penghidupan Beliau
saw lalu memberi saran kepadanya, “Jika kamu memasuki rumahmu, ucapkan salam,
baik didalamnya ada orangnya atau tidak ada, lalu ucapkan salam kepadaku (=
Assalaamu ‘alaika, yaa Rasuulallah), terus bacalah surat al-Ikhlash
sekali”.
Setelah orang itu melaksanakan saran
beliau saw, Allah swt memberinya rizki yang berlimpah ruah, sampai-sampai
tetangga dan kerabatnya ikut kecipratan rizki tersebut. (Sanad-nya
dha’if).
Meskipun ber-sanad dha’if,
kedua hadis ini dapat berfungsi sebagai fadhailul a’mal, tidak mengapa
diprak-tekkan dalam kehidupan sehari-hari, asal tidak berkeya-kinan
bahwa hadis ini benar-benar ditetapkan oleh Rasulullah saw..