Sabtu, November 22, 2014

88. Keutamaan Shalatul Lail





Usahakan anda selalu melakukan shalatul-lail (shalat sunnah malam), meskipun hanya mampu dilakukan sebanyak dua rekaat. Karena ia merupakan penyebab datangnya kebahagiaan dan jalan menuju ke-wali-an.

Keutamaannya sangat banyak, diantaranya seperti yang disabdakan Rasulullah saw. berikut ini :

a. “Shalat sunnah malam merupakan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu”

b. “Seutama-utama puasa setelah ramadhan adalah puasa pada bulan-bulan yang dimulyakan Allah. Dan seutama-utama shalat setelah shalat fardhu adalah shalatul-lail”. (HR Muslim)

c. “Keutamaan shalatul-lail atas shalat (sunnah) siang, bagaikan keutamaan shadaqah sirri (secara sembunyi-sembunyi) atas shadaqah secara terang-terangan”. (HR At-Thabrani).

Selain itu, shalat malam memiliki keutamaan antara lain: orang yang mengerjakannya akan masuk surga tanpa hisab, dapat mendekatkan diri kepada Allah, menghindarkan dari kejelekan, menyehatkan badan, masuk ke surga dengan selamat, dimuliakan di dunia dan akhirat, dan masih banyak lagi.





87. KEUTAMAAN SHALAT DHUHA



Usahakan anda selalu melakukan shalat dhuha. Sedikitnya dua rekaat, sampai delapan rekaat. 
Waktu pelaksanaannya sejak diperbolehkan melakukan shalat sunnah (yakni, beberapa saat setelah matahari terbit setinggi tombak) sampai waktu zawal, hampir masuk waktu zhuhur.
Rasulullah saw menjelaskan, bahwa shalat dhuha dapat menjadi penyebab tetap lestarinya nikmat Allah, luasnya rizki, dan terjaganya kesehatan. Dhuha merupakan pertanda syukur atas kesehatan dan kesejahteraan; bahkan akan menghindarkan pelakunya dari bencana pada hari itu.

Doa shalat Dhuha :



أَللَّهُـمَّ إِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاءُكَ, وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ, وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ, وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ, وَ الْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. أَللَّهُـمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِيْ فِى السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ, وَإِنْ كَانَ فِى اْلأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ, وَإِنْ كَانَ مُعْسِرًا فَيَسِّرْهُ, وَإِنْ كَانَ حَرَمًا فَطَهِّرْهُ, وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ. بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ, آتِـنِيْ  مَا أَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ.

Artinya: “Ya Allah, bahwa waktu dhuha itu dhuha-Mu, kecemerlangan itu kecemerlangan-Mu, keindahan itu keindahan-Mu, kekuatan itu kekuatan-Mu, kekuasaan itu kekuasaan-Mu, dan penjagaan itu penjagaan-Mu.  Ya Allah, jika rizkiku ada di langit, turunkanlah ia. Jika di perut bumi, keluarkan ia. Jika sukar, mudahkan ia. Jika haram, sucikan ia. Jika jauh, dekatkan ia. Berkat dhuha-Mu, sinar-Mu, keindahan-Mu, ke-kuatan-Mu dan kekuasaan-Mu, maka anugerah-kan padaku apa saja yang telah Engkau anuge-rahkan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih




Senin, Juni 02, 2014

86. Doa Dzikir Sholawat Nabi dan Keutamaannya




Shalawat Nabi merupakan kunci pembuka segala kebaikan dan pintu segala kautamaan pada agama, dunia dan akhirat.

Dalam kitab Abwabul Faraj ditambahkan, hendaknya membaca shalawat Nabi sebanyak-banyak, kapan saja dan dimana saja, terutama sehabis shalat fardhu. Banyak fadhilah yang dapat dipetik dari bacaan shalawat, sebagaimana yang diisyaratkan didalam beberapa hadis Nabi berikut :
a.   Siapa saja yang bershalawat kepadaku sekali, Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali” (HR Muslim)
b. Siapa saja yang bershalawat kepadaku sepuluh kali di waktu pagi dan sore, ia akan mendapatkan syafaatku di hari kiamat nanti” (HR At-Thabrani).
c.   Orang yang paling utama di sampingku di hari kiamat nanti adalah orang yang sering membaca shalawat”. (HR At-Thabrani).

Bentuk bacaan shalawat yang paling sederhana adalah membaca :

صَلَّى اللَّهُ  عَلَى مُحَمَّدٍ

Shallalloohu ‘alaa Muhammad.

 Artinya : “Semoga Allah melimpahkan rahmat ta’zhim kepada Nabi Muhammad”.

85. Doa Dzikir Jimat Nabawiyah




اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبىِّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ  أَنْتَ  عَلَيْكَ  تَوَكَّلْتُ   وَأَنْتَ  رَبُّ الْعَرْشِ  الْعَظِيْمِ,  مَاشَاءَ اللَّهُ كَانَ, وَمَالَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ, لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ  أَعْلَمُ أَنَّ الله عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ, وَ أَنَّ الله قَدْ أَحَاطَ  بِكُلِّ شَيْئٍ عِلْمًا. اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُبِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِى وَ مِنْ شَرِّ كُلِّ دَابَّةٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَـتِهَا إِنَّ رَبىِّ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ.

Alloohumma anta rabbii, laa ilaaha illaa anta, alaika taw.kkaltu, wa anta rabbul ‘arsyil ‘azhiim. Maa syaa-Alloohu kaana, wamaa lam yasya’ lam yakun. Wa laa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim. A’lamu annallooha ‘alaa kulli syai-in qadiir, wa annallooha qad ahaatha bikulli syai-in ‘ilmaa. Alloohumma innii a’uudzu bika min syarri nafsii, wa min syarri kulli daabbatin anta aakhidzun binaashiyatihaa. Inna rabbii ‘alaa shiraathim-mustaqiim.


Artinya : “Ya Allah! Engkau Tuhanku. Tiada tuhan selain Engkau. Hanya kepada-Mu aku bertawakkal, dan Engkau Tuhan Penguasa ‘arasy yang agung. Apa yang dikehendaki Allah, akan terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki-Nya, tidak akan terjadi. Tiada daya dan tiada kekuatan, selain dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Aku tahu bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan bahwa Ilmu Allah meliputi segala sesuatu. Ya Allah! Aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kejahatan diriku dan dari kejahatan semua hewan melata yang telah berada didalam pengendalian-Mu. Sesungguhnya Tuhanku senantiasa berada di jalan yang lurus”.

Rasulullah saw bersabda, “Siapa saja yang membacanya, maka apa saja yang tidak ia kehendaki, tidak satu pun yang akan menimpa pada dirinya, keluarganya dan hartanya”.

Dalam kitab Abwabul Faraj disebutkan suatu riwayat yang diketengahkan oleh Ibnu Sinni, bahwa seseorang pernah mendatangi Abu Darda’ ra seraya mengadu, “Wahai Abu Darda’! Aku melihat Rumahmu terbakar”. Abu Darda’ menjawab, “Bukan rumahku, karena aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Siapa saja yang membaca dzikir ini (sebagaimana di atas) di pagi hari, ia akan terhindar dari dari bencana yang mungkin mengenai dirinya, keluarganya dan harta bendanya’. Aku selalu membacanya setiap pagi”. 
Abu Darda’ lantas mengajak para sahabat pergi ke rumahnya, untuk menyaksikan rumahnya yang dikabarkan terbakar. Ternyata yang terbakar adalah rumah-rumah di sekitar rumahnya. Sementara rumahnya sendiri, tidak sedikit pun yang terbakar. Jika doa dzikir tersebut dibaca di waktu sore, maka akan terhindar dari bencana pada malam harinya.




Doa Memulai dan Mengakhiri Belajar – (199)

    a. Memulai Belajar dengan membaca :   رَضِيْتُ بِاللَّهِ رَبًّا, وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا, وَبِمُحَمَّدٍ نَبِـيًّا   وَرَسُوْلاً. ...