Setiap selesai mengerjakan shalat fadhu lima waktu, Anda
jangan sampai lupa membaca doa-dzikir berikut ini
1. Membaca :
لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ يُحْيِ وَيُمِيْتُ
وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ.اللَّهُمَ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ
مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ رَادَّ لِمَا قَضَيْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الجَدِّ
مِنْكَ الجَدُّ
Laa ilaaha
illalloohu wahdahuu laa syariika lah, lahul-mulku wa lahul-hamdu wa
huwa ‘alaa kulli syai-in qadiir. Alloohumma laa maani’a limaa a’thaita, wa laa
mu’thiya limaa mana’ta, wa laa yanfa’u dzaljaddi minkal-jaddu.
“Tiada tuhan selain Allah semata. Tiada sekutu bagi-Nya.
Bagi-Nya segala kerajaan dan puji. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya
Allah! Tiada yang mampu menahan apa yang Engkau anuge-rahkan dan tiada yang
ampu menganugerahkan apa yang Engkau tahan, serta tiada
berguna orang yang bersungguh-sungguh, karena dari-Mu lah kesung-guhan itu”.
Imam Bukhari mengetengahkan sebuah hadis, bahwa Rasulullah
saw. selalu membaca bacaan dzikir di atas setiap habis shalat fardhu.
2. Membaca Ayat Kursi :
اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ, لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَ لاَ نَوْمٌ, لَهُ مَا فِي
السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ, مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ
بِإِذْنِهِ, يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَ لاَ يُحِيْطُوْنَ
بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ, وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ
وَاْلاَرْضَ, وَ لاَ يَئُوْدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ.
Alloohu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa
ta’khudzuhuu sinatun wa laa nauum. Lahuu maa fissamaawaati wamaa fil-ardh. Man
dzalladzii yasyfa’u ‘indahuu illaa bi-idznih. Ya’lamu maa baina aidiihim wa maa
khalfahum wa laa yuhiithuuna bisyai-in min ‘ilmihii illaa bimaa syaa-a,
wasi’a kursiyyuhus-samaawaati wal-ardha, wa laa ya-uuduhuu hifzhuhumaa
wa huwal ‘aliyyul ‘azhiim.
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk
dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat
memberi syafa`at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di
hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari
ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan
bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi
lagi Maha Besar.”.
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang membaca ayat
kursi setiap selesai shalat fardhu, maka tidak ada diantara dirinya dan surga
selain mati. Barangsiapa yang membacanya sewaktu hendak tidur, ia akan selalu
mendapatkan penjagaan Allah dan tidak akan didekati oleh syetan sampai datang
waktu pagi. Barangsiapa yang membacanya dan (diteruskan dengan) membaca dua
ayat sesudahnya (QS al-Baqarah ayat 256 dan 257), empat ayat pertama surat
al-Baqarah (ayat 1 s.d. 4) dan tiga ayat terakhir surat al-Baqarah (ayat 284
s.d. 286), maka selama waktu malam itu syetan tidak akan memasuki rumahnya
sampai datang waktu pagi”.
Penjelasan
:
Didalam
kitab Abwabul Faraj ditambahkan beberapa riwayat hadis tentang keutamaan ayat
kursi, diantaranya adalah hadis yang diriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab ra, yang
menjelaskan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Wahai Abu Mundzir! Ayat apakah
yang terbesar (rahasianya) didalam Al-Qur’an?”. Ubay menjawab, “Hanya
Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu”. Beliau saw. lalu menunjukkan
jawabannya, “Alloohu laa ilaaha illa huwal hayyul qayyuum ...
(sampai akhir)”. Selanjutnya beliau memegang dada
Ubay seraya bersabda, “Semoga dadamu penuh dengan ilmu”. (HR Ahmad,
Muslim, Abu Dawud, Al-Hakim dan At-Turmudzi).
Ayat
Kursi mengandung lima Asmaul Husna yang agung : Allah, al-Hayyu,
al-Qayyum, al-‘Aliyyu dan al-‘Azhim, yang masing-masingnya memiliki
manfaat, khasiat dan rahasia tertentu jika hal itu dibaca secara rutin, ajek
dan terus menerus.
Orang
yang mau mewiridkan atau membaca secara rutin :
اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
(Alloohu laa
ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum)
ia akan
segera memperoleh manfaatnya yang berkaitan dengan mencari urusan duniawi,
ketinggian pangkat. Dicintai orang (mahabbah), dan terutama dalam urusan
keagamaan/ukhrawi.
Jika memiliki hajat tertentu, gabungkan kalimat tauhid (لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله) dengan salah satu Asmaul Husna yang isi
kandungannya sesuai dengan yang kamu kehendaki. Bacalah secara rutin dengan
penuh kekhusyukan, hajatmu akan segera terkabul.
Misalnya : لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله
الرَّزَّاقُ untuk mencari
rizki; لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله الْمُعِزُّ untuk mencari kehormatan dan pangkat; لاَ إِلَهَ
إِلاَّ الله الْعَلِيْمُ untuk kelancaran mencari ilmu; لاَ إِلَهَ
إِلاَّ الله الْوَدُوْدُ agar dicintai,
disayangi orang dan selainnya.
الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ berkaitan dengan keluhuran dan
keagungan. Orang yang merutinkan membacanya, akan memperoleh keluhuran,
kemuliaan, dan pangkat-derajat yang agung. Orang yang merasa takut menghadapi
penguasa, pejabat yang zhalim / bengis, atau musuh, penjahat atau orang zhalim,
bacalah terus menerus sewaktu akan menghadapinya.
Jika memiliki hajat atau persoalan penting,
bacalah secara rutin : اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ
الْقَيُّومُ الْعَلِيُّ الْعَظِيْم sambil
menghadap kiblat di tempat dan waktu yang mulia, maka segala doa permohonannya
akan segera terkabul.
Mengenai tata
cara mengamalkannya, para ulama salaf bersepakat membaca ayat kursi
sebanyak bilangan hurufnya, yakni 170 kali; atau sebanyak kalimatnya, yakni 50
kali; atau sebanyak bilangan para Rasul dan Ahli Badar, yakni 313 kali. Membaca
dengan masing-masing bilangan tersebut akan membawa manfaat yang beragam.
Diantara mereka ada yang membaca Ayat Kursi
dari awal sampai akhir, dan setiap kali sampai pada bacaan :
وَ لاَ يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ
الْعَظِيمُ Diulang-ulang 70 kali. Kemudian membacanya lagi dari awal, dan
begitu seterusnya, sampai mencapai jumlah 70 x Ayat Kursi.
Diantara khasiatnya yang lain, jika anda akan
menghadap pejabat/penguasa yang jahat atau hakim yang zhalim, sewaktu memasuki
kantornya atau ruang kerjanya, bacalah Ayat Kursi, lalu disambung dengan
membaca doa di bawah ini, dengan seizin Allah swt, maka mulut
orang itu seakan-akan terkunci, tidak berkutik dan berani macam-macam, serta
tidak akan berhasil melaksanakan rencana jahatnya. Berikut ini doanya :
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ, يَا
بَدِيْعَ السَّمَاوَاتِ وَ اْلأَرْضِ, يَا ذَا الْجَلاَلِ وَ اْلإِكْرَامِ,
أَسْأَلُكَ بِحَقِّ هَذِهِ اْلآيَةِ الْكَرِيْمَةِ وَ مَا فِيْهَا مِنَ
اْلأَسْمَاءِ الْعَظِيْمَةِ اَنْ تُلْجِمَ فَاخُ عَنَّا وَ تُخْرِسَ لِسَانَهُ
حَتَّى لاَ يَنْطِقُ اِلاَّ بِخَيْرٍ اَوْ يَصْمُتْ, خَيْرُكَ يَا هَذَا بَيْنَ
عَيْنَيْكَ وَ شَرُّكَ تَحْتَ قَدَمَيْكَ.
Yaa Hayyu yaa Qayyuum, yaa
Badii’as-samaawaati wal ardhi, yaa dzal jalaali wal ikraam. As-aluka bihaqqi
haadzihil aayatil kariimati wamaa fiihaa minal asmaa-il ‘azhiimati an tuljima
faahu ‘annaa, wa tukhrisa lisaanahuu hattaa laa yanthiqu illaa bikhairin au
yashmut. Khairuka yaa haadza baina ‘ainaika wa syarruka tahta qadamaika.
“Wahai Yang Maha Hidup lagi Yang
Maha Berdiri sendiri (mengurusi makhluk-Nya), wahai Pencipta langit dan bumi,
dan wahai Tuhan Yang memiliki keluhuran dan kemuliaan. Aku memohon
kepada-Mu dengan perantaraan (Ayat Kursi) yang mulia ini dan rahasia yang
tersembunyi di balik al-Asma-ul A’zham, kiranya Engkau mengendalikan mulutnya
dariku dan menjaga (mengunci) lisannya sehingga tidak mampu berbicara kecuali
yang baik-baik atau diam. Kebaikanmu, wahai orang (yang sedang aku hadapi ini),
terbayang jelas di depan kedua matamu dan kejahatanmu berada (terinjak) di
bawah kedua telapak kakimu.”
3. Membaca :
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ
أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ
رَءُوفٌ رَحِيمٌ . فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا
هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ .
Laqad jaa-akum rasuulun min anfusikum ‘aziizun ‘alaihimaa
‘anittum hariishun ‘alaikum bilmukminiina ra-uufurrahiim. Fa-in tawallaw faqul hasbiyalloohu
laa ilaaha illaa huwa ‘alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul-’arsyil-’azhiim.
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari
kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan
(keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap
orang-orang mu'min. Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah:
‘Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku
bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki `Arsy yang agung’.” (QS
at-Taubah,[9] : 128-129).
Menurut penjelasan para ulama salaf, kedua ayat yang dibaca
setelah selesai shalat fardhu di atas sangat banyak fadhilahnya.
4.
Membaca Tasbih, Tahmid dan Takbir :
سُبْحَانَ الله ×33, الحَمْدُ لِلَّهِ ×33
, الله أكبر
×33
Subhaanallooh (33 x); Al-hamdulillaah (33 x);
Alloohu Akbar (33 x).
“Maha Suci Allah; Segala puji bagi Allah; Allah Maha Besar”.
Untuk menyempurnakan bilangan keseratusnya, hendaknya
diteruskan dengan membaca dzikir :
لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ
وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ
Laa ilaaha illalloohu wahdahuu laa syariika lah. Lahul
mulku wa lahul-hamdu, wa huwa ‘alaa kulli syai-in qadiir.
“Tiada tuhan selain Allah semata. Tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya
segala kerajaan dan puji. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang setiap selesai
shalat fardhu membaca tasbih 33 x, tahmid 33 x, takbir 33 x dan menyempurnakan
bilangan keseratusnya dengan bacaan Laa ilaaha illalloohu wahdahu...(sampai
akhir), maka semua dosanya akan diampuni, sekalipun sebanyak buih di laut”.
(HR Muslim).
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadis yang bersumber
dari Abu Hurairah, dari Rasulullah saw bahwa orang yang membacanya seratus kali
sehari, pahalanya seukur dengan memerdekakan sepuluh budak, dicatatkan seratus
kebaikan, dihapuskan seratus kejelakan, dan dijaga dari gangguan syetan pada
siang hari itu sampai sore.
5.
Membaca :
حَسْـبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الوَكِيْلُ
Hasbunalloohu wa ni’mal wakiil
(sebanyak 20 s.d.
200 kali)
“Allah telah mencukupi kami. Dia sebaik-baik tempatku
berserah diri”.
6. Membaca :
اَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ (20 – 200)
Astaghfirulloohal ‘azhiim
(dibaca 20 s.d 20
kali)
“Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung”
7. Membaca :
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ المُلْكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ (10 – 100 ×)
Laa ilaaha illalloohul-malikul
haqqul
mubiin. (dibaca 10 x
s.d. 100 x)
“Tiada
tuhan selain Allah Yang Maha Merajai Kebenaran yang abadi”.
Catatan : Rasulullah saw mengatakan bahwa orang yang membacanya
setiap hari seratus kali akan terbebas dari kemiskinan. (HRAbu Na’Imam, imam
Malik dan ad-Dailami, dari Ali bin Abi Thalib).
8.
Membaca :
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ.
Alloohumma
shalli
‘alaa sayyidinaa Muhammad, wa ‘alaa
aalihii wa shahbihii wa sallim.
(dibaca 100 x s.d. 100 x)
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan
salam-Mu kepada junjungan kita, Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya”.
9. Membaca :
أَسْتَغْفِرُ الله العَظِيْم الّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ
الحَيُّ القَيُّوْمُ وَ أَتُوْبُ إِلَيْهِ
Astaghfirulloohalazhiim.
Alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaiih. (3 x)
“Aku memohon maaf kepada Allah Yang Maha Agung, Dzat Yang
tiada tuhan selain Dia, Yang Hidup Abadi lagi terus menerus mengurusi
makhluk-Nya. Dan aku bertaubat kepada-Nya”.
Selain bacaan di atas, Rasulullah saw. melakukan,
memerintahkan dan menambahkan bacaan dzikir berikut ini setiap selesai shalat maghrib
dan subuh :
10.
Membaca :
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ
المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ
Laa ilaaha illalloohu wahdahuu laa syariika lah,
lahul-mulku wa lahul-hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qadiir. (dibaca 10 x)
“Tiada tuhan selain Allah semata. Tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya
segala kerajaan dan puji. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”.
Beliau saw mengatakan, bahwa orang yang membacanya, baginya akan
dicatatkan sepuluh kebaikan, dihapuskan sepuluh kejelekan, diangkatkan
derajatnya sepuluh kali lipat, dijaga (dari gangguan apa saja sejak waktu
pagi/subuh) sampai sore hari, dan terjaga (sejak waktu sore/maghrib) sampai
pagi hari. (HR At-Thabrani).
11.
Membaca :
اللَّهُمَّ آجِرْنِي
مِنَ النَّارِ
Alloohumma aajirnii minannaar. (dibaca 7 x)
“Ya Allah! Lindungilah aku dari api neraka”.
Beliau saw menegaskan, “Jika Anda selesai shalat subuh,
bacalah dzikir (seperti di atas) sebelum Anda berbicara. Sesungguhnya, jika
Anda meninggal dunia pada hari itu, maka Allah akan melindungi Anda dari api
neraka. Begitu juga jika Anda membacanya setelah shalat maghrib sebelum
berbicara, lalu meninggal dunia pada malam harinya, maka Allah mencatatkan
(suatu kebaikan) dan melindungimu dari api neraka”. (HR An-Nasai dan Abu
Dawud).
11.
Membaca :
سُبْحَانَ الله
وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ الله العَظِيْم
وَ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ.
Sub-haanalloohi wa bihamdihii, sub-haanalloohil
‘azhiim. Wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim. (dibaca 3 x).
“Mahasuci Allah dan dengan segala puji bagi-Nya. Mahasuci
Allah Yang Maha Agung. Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan
(pertolongan) Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung”.
Beliau saw menegaskan, bahwa orang yang membacanya tiga kali
sehabis shalat shubuh dan maghrib, maka Allah akan
melindunginya dari empat macam bencana, yakni gila, penyakit lepra/kusta, tuli dan lumpuh.
=======================================
Sumber : Kitab "Khulashoh Syawariqul Anwar", karya Prof. DR. Sayyid Muhammad Alawi Abbas Al-Malikiy Al-Hasaniy.
Untuk selanjutnya, Kitab "Khulashoh Syawariqul Anwar" disingkat "KSA"
==============================
بسم الله الرحمن الرحيم.
Saya izinkan dan ijazahkan kepada siapa saja yang menginginkan hizib atau dzikir & doa ini untuk diamalkan, di-download, di-share, diperbanyak, dicetak atau disebarluaskan dalam rangka untuk taqorrub & لابتغاء مرضات الله.
Semoga ada berkah dan manfaatnya, لي ولكم ولاهل بيتي وذرياتي
نسال الله بها العفو و العافية، والبركة، والقبول، وتيسير الارزاق والامور، ولدفع البلاء والوباء، وخيري الدنيا والاخرة
=======================