Kamis, Juni 09, 2016

123. Ucapan Salam Ketika Menziarahi Makam Auliya' & Walisongo



اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ يَا وَلِـيَّ اللَّهْ. اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ يَا حَبِيْبَ اللَّهْ. اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ يَا حَبِيْبَ رَسُوْلِ اللَّهِ . أَنْتُمْ فِـيْ مَقَامٍ آمِنِيْن.  وَ حَضْرَةِ حَبِيْبِ رَبِّ الْعَالَمِيْن. اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ يَا .... (sebutkan nama Wali). وَ مَنْ حَوْلَكُمْ مِنْ أَمْوَاتِ الْمُسْلِمِيْن. أَنْتُمُ السَّابِقُوْنَ, وَ نَحْنُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُوْنَ.
Salam sejahtera semoga dilimpahkan pada kalian, wahai Wali Allah. Salam sejahtera semoga dilimpah-kan kepada kalian, wahai Kekasih Allah. Salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada kalian, wahai kekasih Rasulullah. Kalian berada di tempat yang aman-tentram dan di sisi Kekasih Tuhan Pemelihara alam semesta. Salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada kalian, wahai ……….. (sebutkan nama Wali). Kalian telah wafat mendahului kami, Dan Insya Allah kami akan menyusul kalian (pada saatnya nanti)















Tetap dalam posisi berdiri, sebaiknya menjelaskan maksud tujuan berziarah kepada Wali dengan membaca Qasidah (syi’ir) berikut :

سَلاَمُ اللَّهِ وَ الرَّحْمَةْ * عَلَيْكُمْ يَا وَلِيَّ اللهْ
أَتَيْنَاكُمْ وَ زُرْنَاكُمْ   *  وَ قَفْنَا يَا وَلِـيَّ اللهْ
سَعِدْنَا اِذْ لَقِيْنَاكُمْ    *  قَصَدْنَا يَا وَلِيَّ الله
تَوَسَّـلْنَا بِكُمْ ِلِلَّهْ   *  أَجِيْبـُوْا يَا وَلِيَّ الله
رَجَوْنَا مِنْ مَزَايَاكُمْ  *  لِتَدْعُوْا يَا وَلِيَّ الله
إِلَـى الرَّحْمَنِ   مَا  يُرَامْ  * دَيْنَا    يَا وَلِـيَّ الله
طَلَبْنَا وُسْعَةَ اْلأَرْزَاقْ   *  حَلاَلاً يَا وَلِيَّ الله
وَحِجَّ الْبَيْتِ فِى الْحَرَامْ * مِرَارًا يَا وَلِـيَّ الله
وَ حُسْنًا فِى احْتِتَامِنَا  * كِرَامًا يَا وَلِـيَّ الله
عَسَى نَرْضَى عَسَى نَحْظَى * بِقُرْبٍ يَاوَلِيَّ الله
وَ صَلَّـى سَلَّـمَ  عَلَـى   *مُحَمَّدْ يَا وَلِـيَّ الله
وَ حَـمْدًا لِلْمُهَيْمِنِ  * وَشُكْرًا يَا وَلِـيَّ الله


Arti kandungan Qosidah :
Wahai Wali Alloh! Salam sejahtera dan rahmat Allah semoga dilimpahkan kepadamu. Wahai Wali Alloh! Kami sengaja datang untuk menziarahimu, dan sekarang kami berdiri di hadapanmu. Kami merasa beruntung  dan bahagia bertemu denganmu. Kami bermaksud menjadikan engkau sebagai perantara untuk menyampaikan permohonan kami pada Alloh, dan kiranya engkau tidak keberatan.
Wahai Wali Alloh! Dengan keistimewaan kedu-dukan yang engkau miliki, (kedekatan hubungan engkau dengan Allah), maka kami berharap kiranya engkau sudi mendo’akan, dan sudi menyampaikan kepada Allah segala permohonan yang kami kehen-daki. Kami memohon kepada Allah, 1) semoga kami diberi rizki yang melimpah lagi halal;  2) semoga kami diberi kemudahan untuk segera menunaikan ibadah haji ke Baitul Haram-Makkah;  3) semoga kami khusnul khotimah dan hidup mulia;  4) Semoga kami memperoleh ridho-Nya; dan  5) semoga segala hajat kami kepada-Nya lekas tercapai.
Wahai Wali Alloh! Sholawat dan salam semoga dilimpahkan Allah kepada Nabi Muhammad. Segala puji dan syukur hanya pantas kami haturkan semata-mata kepada Allah Yang Mengawasi seluruh makhluk.”




122. Adab Sopan Santun Dan Bacaan Salam Ketika Berziarah Kubur




1.. Berpakaian yang menutupi aurat, suci-bersih dan pantas/sopan.
2.  Berjalan dengan tenang dan merunduk
3. Sebelum ke makam, usahakan wudhu lebih dahulu, lalu sholat sunnah (wudhu) dua rakaat di masjid atau musholla terdekat sekitar makam. Jika tak sempat, paling tidak berwudhu’, kemudian baru berziarah.
4.  Melepas sandal, sepatu dan alas kaki lainnya. Kecuali tanahnya becek, banyak najis, duri atau sejenisnya. Ini bukan berarti bahwa tanah pekuburan itu suci sesuci masjid, akan tetapi sekedar menghormati penghuni makam agar tidak merasa terganggu dengan bunyi sandal-sepatu peziarah.
5. Mengucapkan salam kepada seluruh penghuni kubur kaum muslimin sewaktu memasuki area pemakaman :
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِيْن, وَ إِنَّا   إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُوْنَ.
Salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada kalian, wahai penghuni kubur kaum mukminin. Insya Allah, kami (suatu ketika) menyusul kalian
6. Jangan duduk-duduk atau bersandar diatas makam. Usahakan jangan sampai menginjak atau melompati makam, kecuali terpaksa. (HR Ahmad, Muslim).
7.  Jangan makan, minum dan mengadakan pesta di area pemakaman.
8...Sebaiknya tidak mengobrol membicarakan urusan duniawi, beromong-omong yang tiada berguna untuk mengingat kematian, dan omongan-omongan kotor lainnya. Lebih baik digunakan berdzikrul maut seperti membaca tahlilan, dzikir, wirid, sholawat, Yasin, ayat Al-Qur’an, kalimat thayyibah lainnya, memohonkan ampunan untuk si penghuni makam, dan merenungi kehidupan setelah mati.
9.  Dilarang merusak, membakar atau mencabuti rumput dan tanaman yang tumbuh diatas makam. Apalagi sampai mengambil apa saja barang milik inventaris makam, na’udzubillahi min dzalik.

Senin, Juni 06, 2016

121. Doa-Dzikir Seputar Puasa Ramadhan



Pengertian Dan Dasar Hukum

Menurut bahasa, kata “puasa” dalam bahasa arab disebut ٌصِيَام (shiyam) atau  صَوْمٌ (shoum) yang berarti “menahan” ( إِمْسَاكٌ ).
Menurut istilah syari’at Islam, “puasa” adalah menahan diri dari makan, minum, jimak dan segala sesuatu yang membatalkan puasa, sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari, disertai dengan niat.
 Puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan, hukumnya Fardhu ‘ain bagi setiap orang Islam yang memenuhi syarat.
Tujuannya : Membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah Swt.
Puasa sudah dikenal dan dilakukan oleh umat terdahulu sebelum Islam datang. Nabi Musa berpuasa 40 hari sebagai persiapan menerima Taurat. Nabi Dawud biasa puasa dengan cara sehari puasa sehari tidak. Bani Israil berpuasa setiap tanggal 10 muharram (‘Asyura’) untuk memperingati keselamatan Bani israil di masa Nabi Musa dari kejaran Fir’aun. Selain itu, puasa pun sudah dikenal oleh bangsa arab, orang hindu-budha, bangsa Mesir kuno dll. Sedangkan bagi kaum muslimin, puasa Ramadhan diwajibkan sejak tahun ke-2 hijriyah.

Dasar hukumnya adalah firman Allah, surat Al-Baqarah ayat 183 :

 Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagai-mana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”

Cara Menentukan Awal Ramadhan
Tanggal 1 Ramadhan dapat ditentukan dengan salah satu dari 3 cara berikut :
1. Ru’yatul Hilal. Yaitu dengan melihat hilal (bulan sabit) secara langsung pada tanggal terakhir (tgl 29) bulan Sya’ban. 
2. Istikmal,yakni menyempurnakan bilangan bulan sya’ban 30 hari, bila hilal tidak berhasil di-ru’yat disebabkan terhalang oleh mendung, kabut, dll.
3. Hisab. Yakni dengan menggunakan perhitungan menurut ilmu falak / ilmu astronomi.

Syarat Wajib Puasa :

1. Sudah baligh
2. Berakal
3. Kuat berpuasa. (Orang tua lanjut usia atau orang yang sakit terus-menerus, dan tidak kuat berpuasa, puasanya diganti fidyah).

Syarat Sah Puasa :

1. Beragama Islam
2. Mumayyiz
3. Suci dari haidh dan nifas
4. Dalam waktu yang diperbolehkan berpuasa (bukan pada waktu yang dilarang berpuasa)

Rukun Puasa

1. Niat puasa pada malamnya. Orang yang berpuasa ramadhan wajib berniat puasa pada setiap malam sebelum terbit fajar, selama bulan ramadhan.
Lafzh niatnya:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku niat (sengaja) berpuasa besok untuk menunaikan kewajiban bulan ramadhan tahun ini, fardhu karena Alloh Ta’ala
2. Menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa, sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.

Hal-hal Yang Membatalkan Puasa

1. Makan dan minum dengan sengaja
2. Muntah dengan sengaja
3. Keluar darah haidh dan nifas
4. Hilang akal (gila, pingsan, mabuk dll)
5. Mengeluarkan mani dengan sengaja
6. Murtad, yakni keluar dari Islam.
7. Jimak / bersetubuh, kecuali di malam hari.
Jika sampai bersetubuh di tengah sedang berpuasa, maka puasanya batal dan ia wajib membayar kafarat berupa memerdekakan budak. Jika tidak mampu, harus berpuasa 60 hari berturut-turut. Jjika tidak mampu, maka wajib memberi makan 60 orang miskin.

Orang Yang Boleh Tidak Berpuasa :

1. Orang yang bepergian jauh (lebih dari 81 km). Baginya wajib meng-qodho’.
2. Orang yang sedang sakit yang menyebabkan tak kuat berpuasa. Jika memaksakan diri berpuasa, justeru semakin parah sakitnya. Baginya wajib meng-qodho’
3. Orang lanjut usia (atau orang yang sakit terus menerus) dan ia tak kuat lagi berpuasa.  Puasanya dapat diganti dengan membayar fidyah berupa makanan pokok + ¾ liter atau 6 ons per hari yang diberikan kepada fakir-miskin.
4. Orang yang sedang hamil atau menyusui. Cara menggantinya dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Jika alasannya takut madhorot (bahaya atas keselamatan / kesehatan) pada dirinya, maka wajib meng-qodho’.
b. Jika alasannya takut madhorot (bahaya atas keselamatan / kesehatan) pada anaknya atau pada dirinya dan anaknya, maka wajib meng-qodho’ dan membayar fidyah.

Amalan Sunat di Bulan Ramadhan

1. Ta’jil, menyegerakan berbuka puasa.
2. Berbuka dengan makanan yang manis atau buah-buahan, terutama korma..
3. Berdoa sewaktu berbuka puasa :

اَللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ اَفْطَرْتُ. ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَثَبَتَ اْلاَجْرُ اِنْ شَاءَ اللهُ

Artinya : “Ya Alloh, hanya untuk-Mu aku puasa, Kepada-Mu lah aku beriman, dan atas rizki-Mu aku berbuka. Hilang sudah rasa haus,telah sudah urat-urat, dan semoga mendapat pahala. Insya Alloh.
4. Makan sahur sesudah tengah malam, walau dengan seteguk air.
5. Mengakhirkan makan sahur, kira-kira selama membaca Al-Qur’an 50 ayat.
5. Memberi makan-minum (buka) pada orang yang berpuasa.
6. Bershodaqah.
7. Memperbanyak tadarrus Al-Qur’an dan mengkaji isi kandungannya
8. Shalat Tarowih, witir, tahajjud, dzikir (qiyamul lail), terutama tanggal likuran ganjil.
9. Memperbanyak melakukan I’tikaf di masjid.
10. Menjauhkan diri dari ucapan kotor, keji, dan dusta.

Hikmah Puasa :

1. Sebagai tanda syukur kepada Allah
2. Melatih jiwa dan watak seseorang agar taat memegang janji dan amanat Allah
3. Mendidik rasa belas kasihan kepada fakir-miskin
4. Melatih disiplin waktu dan peraturan
5. Menjaga kesehatan jasmani dan rohani.
6. Mendidik mengendalikan hawa nafsu dan menghaluskan budi pekerti


Doa Memulai dan Mengakhiri Belajar – (199)

    a. Memulai Belajar dengan membaca :   رَضِيْتُ بِاللَّهِ رَبًّا, وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا, وَبِمُحَمَّدٍ نَبِـيًّا   وَرَسُوْلاً. ...