Jumat, Mei 19, 2017

DOA NABI YUNUS, Penghilang Kesusahan dan Kesulitan Hidup - [141]






لاَ إلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ.

Artinya:
" Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang dzalim " (QS Al-Anbiya’ : 87)


SEJARAH DOA

Dikota Nainuwa (nineva), termasuk wilayah Mausul Irak, Nabi Yunus bin Matta (Matius) diutus oleh Allah untuk mengajak kaumnya beriman dan menyembah kepada Allah, meninggalkan kekafiran dan penyembahan kepada berhala.
Seperti pada umumnya yang dialami oleh para nabi, yaitu reaksi penolakan dari kaumnya, maka nabi Yunus pun mengalami hal yang sama, kaumnya menolak ajakannya, bahkan mengingkari kenabiannya. Bukan hanya dalam hitungan minggu dan bulan mereka menolak nabi yunus, sampai bertahun-tahun Nabi Yunus mengajak dan menyeru mereka tetapi selama itupula mereka menolak dan mengingkarinya.
Nabi Yunus tidak dapat lagi menahan kesabarannya, dengan perasaan marah dan putus asa ia pergi meninggalkan kaumnya seraya mengacam mereka bahwa dalam waktu 3 hari lagi akan dating azab dari Allah SWT
Tepat tiga hari berjalan, tampaklah tanda-tanda datangnya azab. Awan panas bergelayutan di atas kota Nainuwa yang berpenduduk lebih dari seratus ribu jiwa. Awan panas yang menakutkan ini mulai menerpa atap-atap rumah mereka sehingga menjadi hitam, dan mereka menyadari kesalahannya serta menyadari bahwa Nabi Yunus tidak berdusta.
Mereka mencari Nabi Yunus tetapi tidak menemukan, sampai akhirnya Allah memasukkan nur taubat dihati mereka. Mereka bertaubat dan menghanturkan kepatuhan dan keislamnya. Mereka keluar ke tanah lapang padang sahara dengan menggunakan pakaian ala mayit. Mereka pisahkan antara laki-laki dan wanita, antara anak dengan ibunya dan binatang-binatang ternakpun mereka bawa keluar bersama-sama serta mereka pisahkan pula antara anak dan induknya, sehingga suara-suara tangis bayi yang menjerit menyayat hati terdengar dimana-mana. Suara-suara nak binatang ternak mereka yang terpisah dari induknyapun melngking, memilukan hati bercampur dengan suara jerit tangis manusia yang bertobat. Mereka menyeru Allah dan memelas:” kami beriman kepada Yunus dan ajaran yang dibawa.” Akhirnya Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang menerima taubat mereka dan menghilangkan azab yang sudah ada di atas kepala mereka. Ini terjadi pada hari Jum’at bertepatan dengan hari Asura’.
Adapun Nabi Yunus a.s , beliau melanjutkan penjalan sampai keujung daratan (pantai).
Disana ia bertemu dengan banyak orang yang kan naik perahu, mengarungi laut hijau. Para penumpang perahu mengetahui bahwa orang yang baru dating itu nabi Yunus a.s , maka mereka menawarkan kepada Nabi Yunus kiranya beliau bermaksud pula naik perahu. Nabi Yunus tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, maka naiklah ia ke perahu bersama mereka. Sesmpainya ditengah lautan, mereka menyadari bahwa perahu  mereka naiki kelebihan penumpang yang benar-benar membahayakan keselamatan mereka, sehingga mau tidak mau muatannya harus dikurangi, tetapi mereka tidak tahu siapa yang dikorbankan dilempar ke laut demi keselamatan penumpang yang lain.
Dalam suasana panic dan kebingungan itu muncullah ide diadakan undian untuk menentukan siapa yang harus keluar dari perahu. Pada mulanya mereka mengistimewakan Nabi Yunus untuk tidak ikut dalam undian, tetapi beliau berkeras hati untuk ikut, sebab beliau tidak ingin dibedakan dengan penumpang yang lain. Akhirnya undianpun dilaksanakan dan sampai di ulang tiga kali nama Nabi Yunus saja yang keluar. Maka tidak banyak pertimbangan lagi beliaupun terjun kelaut.
Rencana Allah terhadap Nabi Yunus a.s tak dapat ditolak, Dia menyuruh ikan Huut (sejenis ikan hiu besar) menelan Nabi Yunus a.s tetapi tidak boleh melukai dagingnya dan tidak boleh meremukkan tulangnya. Empat puluh hari Nabi Yunus a.s dalam tiga kegelapan, gelapnya perut ikan, gelapnya lautan dan gelapnya malam.
Ikan terus menyelem sampai kedasar laut, sedang Nabi Yunus  yang berada dalam kegelapan itu mendengar suara hewan-hewan laut bertasbih. Maka ia pun bertasbih dalam perut ikan :

Sura tasbih ini terdengar oleh para malaikat, maka mereka bertanya kepada Allah : “ Wahai Tuhan Kami, kami mendengar suara tasbih yang lemah dikedalaman yang jauh dan terpencil.” Allah berfirman : “itu adalah suara hamba-Ku Yunus. Dia meninggalkan kaumnya maka Aku hukum dia dalam perut ikan didasar laut..” Para mailakat berkata :” Dia adalah hamba-Mu yang sholeh setiap malam dan siang amal-amal sholehnya dilafalkan kehapan-Mu.” Allah berfirman :” Ya, benar”. Kemudian para malaikat memohonkan syafa’at buat Nabi Yunus a.s sehingga Allah memerintah ikan besar itu mengeluarkannya dan melemparkan ia kepantai. Nabi Yunuspun keluar dengan selamat.
Allah SWT berfirman, yang artinya : “Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, Niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit”. ( Ass- Shafaat (37) : 143 – 144 )

Rasulullah SAW melalui hadistnya menganjurkan membaca do’a Nabi Yunus ini, saat dalam kesulitan, kesengsaraan, atau saat mendapat musibah. Sa’ad bin Waqqos pernah mendengar Rasulullah bersabda :

Asma’ Allah yang apabila disebutkan dalam do’a pasti Dia memperkenankannya, dan bila diminta dengannya, Dia pasti memberi, yaitu do’a Yunus ibnu Matta, Sa’ad bertanya :” Wahai Rasulullah , apakah do’a itu khusus bagi Yunus ataukah bagi seluruh kaum muslimin ?”. Rasulullah SAW menjawab :” Do’a itu bagi Yunus ibnu Matta secara khusus dan bagi kaum mukminin semuanya secara umum, jika mereka mereka menyebutnya dalam do’anya. Bukankah kamu telah mendengan firman Allah SWT : “ Maka ia menyeruh dalam kegelapan yang sangat, bahwa tidak ada tuhan selain engkau, Maha suci engkau, aku termasuk orang-orang yang dzalim. Maka kami kabulkan do’anya dan menyelamatkannya dari duka cita. Dan demikianlah kami selamatkan orang-orang yang beiman. (Al- Anbiya : 87-88 ). Ini merupakan syarat dari Allah bagi orang yang mengucapkannya dalam do’anya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Doa Memulai dan Mengakhiri Belajar – (199)

    a. Memulai Belajar dengan membaca :   رَضِيْتُ بِاللَّهِ رَبًّا, وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا, وَبِمُحَمَّدٍ نَبِـيًّا   وَرَسُوْلاً. ...