لاَ
إلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ.
Artinya:
" Tidak ada Tuhan
selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
dzalim " (QS Al-Anbiya’ : 87)
SEJARAH DOA
Dikota
Nainuwa (nineva), termasuk wilayah Mausul Irak, Nabi Yunus bin Matta (Matius)
diutus oleh Allah untuk mengajak kaumnya beriman dan menyembah kepada Allah,
meninggalkan kekafiran dan penyembahan kepada berhala.
Seperti
pada umumnya yang dialami oleh para nabi, yaitu reaksi penolakan dari kaumnya,
maka nabi Yunus pun mengalami hal yang sama, kaumnya menolak ajakannya, bahkan
mengingkari kenabiannya. Bukan hanya dalam hitungan minggu dan bulan mereka
menolak nabi yunus, sampai bertahun-tahun Nabi Yunus mengajak dan menyeru
mereka tetapi selama itupula mereka menolak dan mengingkarinya.
Nabi Yunus
tidak dapat lagi menahan kesabarannya, dengan perasaan marah dan putus asa ia
pergi meninggalkan kaumnya seraya mengacam mereka bahwa dalam waktu 3 hari lagi
akan dating azab dari Allah SWT
Tepat tiga
hari berjalan, tampaklah tanda-tanda datangnya azab. Awan panas bergelayutan di
atas kota Nainuwa yang berpenduduk lebih dari seratus ribu jiwa. Awan panas
yang menakutkan ini mulai menerpa atap-atap rumah mereka sehingga menjadi
hitam, dan mereka menyadari kesalahannya serta menyadari bahwa Nabi Yunus tidak
berdusta.
Mereka
mencari Nabi Yunus tetapi tidak menemukan, sampai akhirnya Allah memasukkan nur
taubat dihati mereka. Mereka bertaubat dan menghanturkan kepatuhan dan
keislamnya. Mereka keluar ke tanah lapang padang sahara dengan menggunakan
pakaian ala mayit. Mereka pisahkan antara laki-laki dan wanita, antara anak dengan
ibunya dan binatang-binatang ternakpun mereka bawa keluar bersama-sama serta
mereka pisahkan pula antara anak dan induknya, sehingga suara-suara tangis bayi
yang menjerit menyayat hati terdengar dimana-mana. Suara-suara nak binatang
ternak mereka yang terpisah dari induknyapun melngking, memilukan hati
bercampur dengan suara jerit tangis manusia yang bertobat. Mereka menyeru Allah
dan memelas:” kami beriman kepada Yunus dan ajaran yang dibawa.” Akhirnya Allah
Yang Maha Pengasih lagi Penyayang menerima taubat mereka dan menghilangkan azab
yang sudah ada di atas kepala mereka. Ini terjadi pada hari Jum’at bertepatan
dengan hari Asura’.
Adapun Nabi
Yunus a.s , beliau melanjutkan penjalan sampai keujung daratan (pantai).
Disana ia
bertemu dengan banyak orang yang kan naik perahu, mengarungi laut hijau. Para
penumpang perahu mengetahui bahwa orang yang baru dating itu nabi Yunus a.s ,
maka mereka menawarkan kepada Nabi Yunus kiranya beliau bermaksud pula naik
perahu. Nabi Yunus tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, maka naiklah ia ke
perahu bersama mereka. Sesmpainya ditengah lautan, mereka menyadari bahwa
perahu mereka naiki kelebihan penumpang
yang benar-benar membahayakan keselamatan mereka, sehingga mau tidak mau muatannya
harus dikurangi, tetapi mereka tidak tahu siapa yang dikorbankan dilempar ke
laut demi keselamatan penumpang yang lain.
Dalam
suasana panic dan kebingungan itu muncullah ide diadakan undian untuk
menentukan siapa yang harus keluar dari perahu. Pada mulanya mereka
mengistimewakan Nabi Yunus untuk tidak ikut dalam undian, tetapi beliau
berkeras hati untuk ikut, sebab beliau tidak ingin dibedakan dengan penumpang
yang lain. Akhirnya undianpun dilaksanakan dan sampai di ulang tiga kali nama
Nabi Yunus saja yang keluar. Maka tidak banyak pertimbangan lagi beliaupun
terjun kelaut.
Rencana
Allah terhadap Nabi Yunus a.s tak dapat ditolak, Dia menyuruh ikan Huut
(sejenis ikan hiu besar) menelan Nabi Yunus a.s tetapi tidak boleh melukai
dagingnya dan tidak boleh meremukkan tulangnya. Empat puluh hari Nabi Yunus a.s
dalam tiga kegelapan, gelapnya perut ikan, gelapnya lautan dan gelapnya malam.
Ikan terus
menyelem sampai kedasar laut, sedang Nabi Yunus
yang berada dalam kegelapan itu mendengar suara hewan-hewan laut
bertasbih. Maka ia pun bertasbih dalam perut ikan :
Sura tasbih
ini terdengar oleh para malaikat, maka mereka bertanya kepada Allah : “ Wahai
Tuhan Kami, kami mendengar suara tasbih yang lemah dikedalaman yang jauh dan
terpencil.” Allah berfirman : “itu adalah suara hamba-Ku Yunus. Dia meninggalkan
kaumnya maka Aku hukum dia dalam perut ikan didasar laut..” Para mailakat
berkata :” Dia adalah hamba-Mu yang sholeh setiap malam dan siang amal-amal
sholehnya dilafalkan kehapan-Mu.” Allah berfirman :” Ya, benar”. Kemudian para
malaikat memohonkan syafa’at buat Nabi Yunus a.s sehingga Allah memerintah ikan
besar itu mengeluarkannya dan melemparkan ia kepantai. Nabi Yunuspun keluar
dengan selamat.
Allah SWT
berfirman, yang artinya : “Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk
orang-orang yang banyak mengingat Allah, Niscaya ia akan tetap tinggal di perut
ikan itu sampai hari berbangkit”. ( Ass- Shafaat (37) : 143 – 144 )
Rasulullah SAW melalui hadistnya menganjurkan
membaca do’a Nabi Yunus ini, saat dalam kesulitan, kesengsaraan, atau saat
mendapat musibah. Sa’ad bin Waqqos pernah mendengar Rasulullah bersabda :
Asma’ Allah
yang apabila disebutkan dalam do’a pasti Dia memperkenankannya, dan bila
diminta dengannya, Dia pasti memberi, yaitu do’a Yunus ibnu Matta, Sa’ad
bertanya :” Wahai Rasulullah , apakah do’a itu khusus bagi Yunus ataukah bagi
seluruh kaum muslimin ?”. Rasulullah SAW menjawab :” Do’a itu bagi Yunus ibnu
Matta secara khusus dan bagi kaum mukminin semuanya secara umum, jika mereka
mereka menyebutnya dalam do’anya. Bukankah kamu telah mendengan firman Allah
SWT : “ Maka ia menyeruh dalam kegelapan yang sangat, bahwa tidak ada tuhan
selain engkau, Maha suci engkau, aku termasuk orang-orang yang dzalim. Maka
kami kabulkan do’anya dan menyelamatkannya dari duka cita. Dan demikianlah kami
selamatkan orang-orang yang beiman. (Al- Anbiya : 87-88 ). Ini merupakan syarat
dari Allah bagi orang yang mengucapkannya dalam do’anya.