Pengertian
Zakat
fitrah artinya zakat atas jiwa atau diri. Maksudnya, mengeluarkan zakat berupa
makanan yang mengenyangkan (beras, jagung dll) yang belaku di suatu negeri /
daerah sebanyak 1 sha’ atau + 3 kg setahun sekali pada malam hari raya fitri
sampai shalat ‘id didirikan.
Zakat
fitrah disebut juga zakat nafsi, karena berfungsi untuk menyucikan jiwa
manusia.
فَرَضَ رَسُولُ اللهِ زَكَاةَ
الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً
لِلْمَسَاكِيْنِ
Artinya,
“Adalah Rasulullah Saw telah mewajibkan zakat fitrah sebagai pencuci bagi
orang yang berpuasa dari ucapan bukan-bukan dan kotor, serta sebagai pemberian
makanan untuk kaum muskin. Siapa saja yang menunaikannya sebelum shalat ‘id, maka
menjadi zakat yang diterima. Dan siapa saja yang membayar zakat fitrah sesudah
shalat ‘id, maka menjadi sedekah biasa”.(HR Abu Dawud dan Ibnu Majah, dari
Ibnu Abbas).
Hukum
zakat fitrah adalah wajib bagi setiap muslim yang memenuhi
syarat.
Syarat Wajib Zakat Fitrah
Setiap
orang yang hidup sampai datangnya hari raya idul fitri, baik kecil maupun
besar, wajib mengeluarkan zakat fitrah, jika ia memenuhi tiga syarat sebagai
berikut:
1. Islam
2. Sudah
terbenam matahari di akhir Bulan Ramadhan
3. Mempunyai
kelebihan makanan untuk dirinya sendiri dan keluarganya.
Dengan
demikian, zakat fitrah tidak wajib bagi
orang yang :
1)beragama non
Islam;
2)wafat sebelum
malam hari raya fitri;
3) belum datang waktu
hari raya fitri;
4) tidak memiliki sisa / kelebihan makanan di malam hari
raya fitri.
Karena
itu, tidak perlu menjual barang atau hutang, kalau memang tidak memiliki
kelebihan makanan atau uang untuk membeli beras buat zakat fitrah.
Dan
zakat fitrah harus berbentuk “makanan pokok”, tidak boleh berupa uang. Kalaupun
Anda menyetorkan sejumlah uang kepada panitia/amil, seharusnya akadnya bukan
untuk membayar zakat fitrah, tetapi adalah untuk membeli beras kepada panitia,
kemudian beras tersebut diserahkan kepada panitia/amil sebagai zakat fitrahnya.
Waktu Membayar Zakat Fitrah
Pada
dasarnya, jatuh tempo pembayaran zakat fitrah adalah sejak matahari tenggelam
pada akhir bulan ramadhan (malam hari raya fitri) sampai imam mendirikan shalat
‘id. Namun demikian, waktu pembayarannya boleh diajukan sebelumnya (ta’jil).
Para ulama membagi 5 waktu pembayarannya, sebagai berikut:
1. Waktu Mubah (boleh) : sejak tanggal 1 sampai
akhir Ramadhan
2. Waktu Wajib (jatuh tempo) : sejak tenggelam
matahari di akhir Ramadhan (malam hari raya) sampai fajar/subuh.
3. Waktu Mustahab/sunnah (waktu terbaik): Sejak
Subuh sampai imam shalat ‘Idul fitri.
4. Waktu Makruh : sejak sehabis shalat ‘id sampai
matahari tenggelam pada tanggal 1 Syawal.
5. Waktu Haram : sesudah matahari tenggelam pada
tanggal 1 syawal.
Usahakan
Anda membayar zakat fitrah sebelum shalat ‘Id. Jika dibayar sesudah shalat ‘id,
yakni di waktu makruh & haram, maka zakat fitrah Anda tetap sah, hanya saja
pahalanya seperti pahala shadaqah biasa.
Hikmah dan Manfaat Zakat Fitrah
1. Sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat nyawa yang
diberikan Allah kepada kita.
2. Meningkatkan rasa tanggung jawab dan rasa kesetiakawanan
sosial
3. Menumbuhkan dan menyuburkan rasa kasih sayang terhadap
fakir-miskin
4. Membersihkan diri dari sifat bakhil.
5. Pencuci diri orang yang berpuasa dari ucapan kotor dan
akhlak tercela.
6. Memperlancar proses penerimaan puasa Ramadhan
DOA-DZIKR SEPUTAR ZAKAT FITRAH
Doa Mengeluarkan Zakat Fitrah
Seseorang
yang telah memenuhi syarat di atas, wajib mengeluarkan zakat fitrah untuk
dirinya sendiri dan untuk semua anggota keluarga yang ditanggungnya, seperti
isteri, anak-anak, dan orang lain yang hidupnya ia tanggung (budak, pembantu,
anak angkat, ibu-bapak yang ikut dia.
-
Lafazh niat untuk diri sendiri :
نَوَيْتُ اَنْ اُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ
نَفْسِيْ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
Artinya, “Aku
niat/sengaja mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku sendiri, sebagai kewajiban,
karena Allah Ta’ala”.
Adapun
zakat fitrah untuk orang yang hidupnya menjadi tanggungannya, lafazh niat-nya
sama dengan lafazh di atas. Hanya saja, kata yang bergaris bawah “ عَنْ نَفْسِيْ ” (’An Nafsii = untuk diriku sendiri) diganti dengan
kata sebagai berikut :
1. Untuk Isti : “عَنْ زَوْجَتِيْ “
2. Untuk Anak lelaki : “عَنْ اِبْنِيْ ...
“ (sebutkan namanya)
3. Untuk Anak wanita : “عَنْ بِنـْتِيْ ...
“ (sebutkan namanya)
4. Untuk Ibu : “عَنْ وَالِدَتِيْ
“
5. Untuk Bapak : “ عَنْ وَالِدِيْ
“
Doa yang Diucapkan Sewaktu Menerima Zakat:
آجَرَكَ اللهُ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَبَارَكَ
فِيْمَا اَبْقَيْتَ وَجَعَلَهُ لَكَ طَهُوْرًا
“Semoga Allah memberimu pahala atas apa yang engkau berikan.
Semoga Dia memberkahi pada apa (harta) yang masih tinggal padamu. Dan semoga
menjadikan- nya sebagai pencuci bagimu”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar