Senin, Juni 06, 2016

120. Doa Dzikir Seputar Zakat Fitrah



Pengertian

Zakat fitrah artinya zakat atas jiwa atau diri. Maksudnya, mengeluarkan zakat berupa makanan yang mengenyangkan (beras, jagung dll) yang belaku di suatu negeri / daerah sebanyak 1 sha’ atau + 3  kg setahun sekali pada malam hari raya fitri sampai shalat ‘id didirikan.
Zakat fitrah disebut juga zakat nafsi, karena berfungsi untuk menyucikan jiwa manusia.
فَرَضَ رَسُولُ اللهِ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِيْنِ
Artinya, “Adalah Rasulullah Saw telah mewajibkan zakat fitrah sebagai pencuci bagi orang yang berpuasa dari ucapan bukan-bukan dan kotor, serta sebagai pemberian makanan untuk kaum muskin. Siapa saja yang menunaikannya sebelum shalat ‘id, maka menjadi zakat yang diterima. Dan siapa saja yang membayar zakat fitrah sesudah shalat ‘id, maka menjadi sedekah biasa”.(HR Abu Dawud dan Ibnu Majah, dari Ibnu Abbas).

Hukum zakat fitrah adalah wajib bagi setiap muslim yang memenuhi syarat.


Syarat Wajib Zakat Fitrah
Setiap orang yang hidup sampai datangnya hari raya idul fitri, baik kecil maupun besar, wajib mengeluarkan zakat fitrah, jika ia memenuhi tiga syarat sebagai berikut:
1.       Islam
2.       Sudah terbenam matahari di akhir Bulan Ramadhan
3.       Mempunyai kelebihan makanan untuk dirinya sendiri dan keluarganya.
Dengan demikian, zakat fitrah tidak wajib  bagi orang yang :
1)beragama non Islam; 
2)wafat sebelum malam hari raya fitri; 
3) belum datang waktu hari raya fitri;
4) tidak memiliki sisa / kelebihan makanan di malam hari raya fitri.

Karena itu, tidak perlu menjual barang atau hutang, kalau memang tidak memiliki kelebihan makanan atau uang untuk membeli beras buat zakat fitrah.
Dan zakat fitrah harus berbentuk “makanan pokok”, tidak boleh berupa uang. Kalaupun Anda menyetorkan sejumlah uang kepada panitia/amil, seharusnya akadnya bukan untuk membayar zakat fitrah, tetapi adalah untuk membeli beras kepada panitia, kemudian beras tersebut diserahkan kepada panitia/amil sebagai zakat fitrahnya.


Waktu Membayar Zakat Fitrah
Pada dasarnya, jatuh tempo pembayaran zakat fitrah adalah sejak matahari tenggelam pada akhir bulan ramadhan (malam hari raya fitri) sampai imam mendirikan shalat ‘id. Namun demikian, waktu pembayarannya boleh diajukan sebelumnya (ta’jil). Para ulama membagi 5 waktu pembayarannya, sebagai berikut:
1. Waktu Mubah (boleh) : sejak tanggal 1 sampai akhir Ramadhan
2. Waktu Wajib (jatuh tempo) : sejak tenggelam matahari di akhir Ramadhan (malam hari raya) sampai fajar/subuh.
3. Waktu Mustahab/sunnah (waktu terbaik): Sejak Subuh sampai imam shalat ‘Idul fitri.
4. Waktu Makruh : sejak sehabis shalat ‘id sampai matahari tenggelam pada tanggal 1 Syawal.
5. Waktu Haram : sesudah matahari tenggelam pada tanggal 1 syawal.

Usahakan Anda membayar zakat fitrah sebelum shalat ‘Id. Jika dibayar sesudah shalat ‘id, yakni di waktu makruh & haram, maka zakat fitrah Anda tetap sah, hanya saja pahalanya seperti pahala shadaqah biasa.


Hikmah dan Manfaat Zakat Fitrah
1. Sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat nyawa yang diberikan Allah kepada kita.
2. Meningkatkan rasa tanggung jawab dan rasa kesetiakawanan sosial
3. Menumbuhkan dan menyuburkan rasa kasih sayang terhadap fakir-miskin
4. Membersihkan diri dari sifat bakhil.          
5. Pencuci diri orang yang berpuasa dari ucapan kotor dan akhlak tercela.
6. Memperlancar proses penerimaan puasa Ramadhan


DOA-DZIKR SEPUTAR ZAKAT FITRAH
 
Doa Mengeluarkan Zakat Fitrah
Seseorang yang telah memenuhi syarat di atas, wajib mengeluarkan zakat fitrah untuk dirinya sendiri dan untuk semua anggota keluarga yang ditanggungnya, seperti isteri, anak-anak, dan orang lain yang hidupnya ia tanggung (budak, pembantu, anak angkat, ibu-bapak yang ikut dia.
- Lafazh niat untuk diri sendiri :
نَوَيْتُ اَنْ اُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ نَفْسِيْ فَرْضًا  ِللهِ تَعَالَى
Artinya, “Aku niat/sengaja mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku sendiri, sebagai kewajiban, karena Allah Ta’ala”.

Adapun zakat fitrah untuk orang yang hidupnya menjadi tanggungannya, lafazh niat-nya sama dengan lafazh di atas. Hanya saja, kata yang bergaris bawah “ عَنْ نَفْسِيْ ” (’An Nafsii = untuk diriku sendiri) diganti dengan kata sebagai berikut :
1. Untuk Isti : “عَنْ زَوْجَتِيْ
2. Untuk Anak lelaki : “عَنْ اِبْنِيْ ... “ (sebutkan namanya)
3. Untuk Anak wanita : “عَنْ بِنـْتِيْ ... “ (sebutkan namanya)
4. Untuk Ibu : “عَنْ وَالِدَتِيْ
5. Untuk Bapak : “ عَنْ وَالِدِيْ 


Doa yang Diucapkan Sewaktu Menerima Zakat:
آجَرَكَ اللهُ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَبَارَكَ فِيْمَا اَبْقَيْتَ وَجَعَلَهُ لَكَ طَهُوْرًا
Semoga Allah memberimu pahala atas apa yang engkau berikan. Semoga Dia memberkahi pada apa (harta) yang masih tinggal padamu. Dan semoga menjadikan- nya sebagai pencuci bagimu



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Doa Memulai dan Mengakhiri Belajar – (199)

    a. Memulai Belajar dengan membaca :   رَضِيْتُ بِاللَّهِ رَبًّا, وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا, وَبِمُحَمَّدٍ نَبِـيًّا   وَرَسُوْلاً. ...