Bila
hewan tunggangan atau kendaraannya lepas, rem blong, atau tak terkendali di padang belantara atau di tengah perjalanan, sebaikknya
berseru memanggil hamba Alloh (para malaikat) yang tak tampak oleh manusia :
يَا عِبَادَ اللَّـهِ, اَحْبـــِسُوْا, يَا عِبَادَ اللَّـهِ, اَحْبـــِسُوْا.
Yaa ‘ibaadallaah, ahbisuu. Yaa ‘ibaadallaah, ahbisuu.
"Hai hamba-hamba Allah, cegahlah/tahanlah (hewan
itu). Hai hamba-hamba Allah, tahanlah”
Karena sesungguhnya
Allah swt mempunyai (malaikat) juru penahan di muka bumi ini yang siap akan
menahannya.
(HR Ibnu Sinni, dari Ibnu Mas’ud ra)
Bila kendaraannya
sulit dikendalikan, hendaklah membaca Doa dzikir :
أَفَغَيْرَ
دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ
طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ(83)
Afaghoira diinillaahi yabghuuna wa lahuu aslama man fis-samaawaati wal ardhi tou’an wa karhan wa ilaihi yurja’un
“Maka apakah mereka mencari agama yang
lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di
langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah
mereka dikembalikan.” (QS Ali Imran [3]:83)
Apabila di tengah
perjalanan mengalami kesulitan, misalnya kendaraannya mogok, mengalami
kecelakaan, dan sejenisnya, yang kesemuanya itu membutuhkan bantuan orang lain,
sementara tidak ada orang yang segera dimintai bantuannya, hendaknya berseru :
يَا
عِبَادَ اللَّـهِ, اَعِيْنُوْا نِيْ . 3 ×
Yaa ‘ibaadallooh, a’iinuunii. (3 x)
“Wahai para hamba Allah, tolonglah
aku”
Karena sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba (malaikat)
yang tidak terlihat oleh manusia. (HR Tirmidzi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar