Diperbolehkan ber-doa tawassul
kepada Allah melalui perantaraan Wali yang diziarahi. Maksudnya, kita berharap
kepada Wali tersebut agar sudi mengamini doa yang kita panjatkan kepada Allah,
atau berharap agar Wali tersebut sugi mendoakan kita kepada Allah.
Caranya: Selesai membaca doa
diatas dan masih dalam posisi duduk, hendaknya membaca doa tawassul di
bawah ini, sebagaimana yang pernah diajarkan oleh KH Bisri Musthofa Rembang
dalam bukunya yang berjudul “Cara-caranipun Ziarah ….”. (Doa cukup
dibaca didalam hati, sambil mengkondisikan diri atau membayangkan
dalam hati bahwa mBah Sunan … / Wali
yang dizaiarahi seolah-olah
hadir dihadapan kita):
Teks
Doa Tawassul Berbahasa Jawa
“Kanjeng
Sunan ……….. (atau : mbah Waliyyulloh). Kawulo ziyarah, sowan ngadep pasareyan
panjenengan meniko :
1. Saperlu nyekapi
printahipun Rasululloh.
2. Kepingin pikantuk
berkah lantaran panjenengan. Mugi-mugi sarono ziyarah sowan kawulo meniko,
Gusti Alloh Ta’ala kepareng paring gampil dateng sedoyo urusan kulo
donya-akhirat, paring hasil maksud-maksud kulo ingkang sahe-sahe donya-akhirat,
langkung-langkung supados anak putu kulo dados manungso ingkang sahe-sahe
menggahing Gusti Alloh..
Semanten
atur kawulo. Mugi-mugi Gusti Alloh paring qobul. Kawulo nyuwun pamit”.”
Teks
Doa Tawassul Bahasa Indonesia
“Kanjeng
Sunan (atau mBah Waliyulloh) …… (sebut namanya). Kami berziarah dan datang
menghadap makam engkau ini adalah dalam rangka :
1. Memenuhi
perintah dan anjuran Rosulullah saw sebagaimana dalam hadisnya bahwa berziarah
itu disunnahkan
2. Ingin mendapatkan keberkahan melalui engkau. Melalui
perantaraan ziarah kami kepada engkau ini, semoga Allah SWT sudi melancarkan
dan memudahkan semua urusan kami, baik urusan dunia maupun akhirat. Semoga
hasil maksud semua hajat dan citra-cita kami (jika perlu, sebut hajatnya-),
terutama anak-anak keturunan kami semoga menjadi orang yang shalih….
Demikian harapan
kami, Semoga Alloh mengabulkan. Matur Nuwun. Sekarang kami mohon pamit.”
Selanjutnya berdiri
sambil mengucapkan salam:
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَ
رَحْمَةُ اللَّهِ وَ بَرَكَاتُهْ
Terus pulang,
meninggalkan komplek makam.
PERINGATAN
!
Sewaktu menziarahi
makam Walisongo, auliya’ dan kaum sholihin pada umumnya, jangan sekali-kali meminta
apa saja kepada mereka (penghuni kubur). Apapun maksud-tujuan berziarah,
misalnya ingin agar segera mendapat anak keturunan, sukses usahanya, naik
pangkatnya, lulus ujian, dapat melunasi hutangnya, bebas dari problem hidup,
dan sejenisnya, hendaknya dimohonkan langsung kepada Allah, atau dengan cara tawassul
seperti di atas. Jangan memohon kepada penghuni kubur. Perbuatan semacam ini
termasuk perbuatan Syirik yang sangat besar dosanya.
Doa-doa permohonan
kepada Allah (termasuk doa tawassul) yang dibaca di depan makam auliya’
tersebut dengan harapan agar mereka (penghuni kubur) ikut mengamini seluruh
permohonan anda. Itulah yang dinamakan dengan
doa tawassul melalui para Wali.