Tampilkan postingan dengan label doa sholat witir. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label doa sholat witir. Tampilkan semua postingan

Senin, Juni 06, 2016

119. Doa Sholat Witir Ramadhan



1. Pengertian, Hukum, Waktu dan Fungsi Sholat Witir
                                         
Menurut bahasa, witir artinya bilangan ganjil seperti 1,3, 5 dan seterusnya. Shalat witir berarti shalat yang bilangan rakaatnya ganjil.
Menurut istilah, shalat witir adalah shalat sunnah yang jumlah rakaatnya ganjil yang dilakukan di malam hari sejak sehabis shalat isyak sampai menjelang terbut fajar.

Dasarnya: hadis Nabi SAW, dari ‘Aisyah, katanya :
كـان الــنـبــي صـلى الله عـلـيـه وسلـم يـصلـي مـن الـلــيـل احـدى عـشـرة ركــعـة, يـسـلـم كـل ركــعـتـيـن و يـوتــر مــنـهـا بـواحـدة

 Rasulullah SAW melakukan sholat malam sebanyak sebelas rakaat. Beliau mengucapkan salam setiap mendapat dua rakaat, dan mengakhiri sholat (sebelas rakaat) tersebut dengan satu rakaat witir (ganjil)”. (HR Bukhari dan Muslim)

Rasulullah bersabda :
صلاة الـلــيـل مـثـنـى مـثـنـى, فـإذا خـفـت الصـبـح فـأوتــر بـواحـدة.
Artinya : “Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Sholat malam itu dua rakaat dua rakaat. Bila kamu khawatir masuknya waktu subuh, maka kerjakan sholat witir satu rakaat saja” (HR Bukhari dan Muslim).

Hukum melakukan shalat witir ialah sunnah muakkad dan dilakukan secara munfarid (tidak berjamaah), kecuali shalat witir di malam bulan Ramadhan, sunnah dilakukan secara berjamaah.
Waktu pelaksanaannya: di malam hari sejak selesai shalat isyak sampai menjelang terbit fajar (subuh), baik di malam bulan Ramadhan maupun bulan-bulan selain Ramadhan.
Jumlah rakaatnya ganjil, paling sedikit 1 rakaat dan paling banyak 11 rakaat.
Fungsinya : 1) sebagai penyempurna kekurangan shalatfardhu,  2) sebagai penutup shalat sunnah malam,  3) malam hari (terutama sepertiga malam terakhur) adalah waktu mustajabah (terkabulnya doa),  4) sama seperti fungsi shalat tahajud (sehat badan, meniru perilaku kaum shalihin, menentramkan hati, menghapus dosa, dll)


2. Praktik Shalat Witir

Shalat witir hendaknya dijadikan sebagai penutup shalat sunnah malam. Maka, bagi orang yang khawatir tidak bisa bangun malam untuk shalat tahajjud, hendaknya menjalankan witir segera satelah shalat isyak (sebelum tidur), dan bagi yang terbiasa melakukan shalat tahajjud, sebaiknya melakukan shalat witir setelah tahajjud. Dan jika sebelum tidur sudah melakukan shalat witir, ternyata di malam hari bangun lalu melakukan shalat tahajjud, maka tidak perlu melakukan shalat witir lagi setelah tahajjud.
Shalat witir di malam bulan Ramadhan biasanya dilakukan setelah shalat tarawih dan dilakukan secara berjamaah. Jika di tengah malam bangun untuk sahur dan shalat tahajjud, maka tidak perlu menutup tahajjudnya dengan shalat witir.
Bacaan Fatihah dan surat didalam shalat witir boleh dibaca jahr (keras, nyaring), terutama yang dilakukan secara berjamaah di bulan Ramadhan, dan boleh dibaca sirr (lirih), terutama yang dilakukan secara munfarid (sendirian) di luar bulan Ramadhan.
Dalam tiap-tiap rakaat shalat witir, setelah membaca surat Al-Fatihah disunnahkan membaca salah satu surat atau ayat Al-Qur’an sebagaimana shalat-shalat sunnah lainnya. Apabila dikerjakan 3 rakaat, surat yang disunnahkan untuk dibaca ialah surat Al-A’la (Sabbihisma rabbikal a’laa…) pada rakaat pertama, surat Al-Kafirun pada rakaat kedua, dan surat Al-Ikhlash pada rakaat ketiga.
Sebagian ulama memandang sunnah membaca doa qunut pada rakaat terakhir shalat witir, baik di bulan Ramadhan maupun tidak. Namun menurut para ulama syafi’iyyah, doa qunut hanya disunnahkan dibaca di rakaat terakhir shalat witir pada pertengahan kedua bulan Ramadhan.
Shalat witir boleh dikerjakan 1 rakaat, 3 rakaat, 5 rakaat dan seterusnya sampai 11 rakaat. Jika dikerjakan lebih dari 3 rakaat (maksudnya 3 rakaat sampai sebelas rakaat), lebih utama mengerjakannya dengan cara : setiap mendapat 2 rakaat dilakukan salam sekali, kemudian diakhiri dengan rakaat ganjil (1 rakaat) dengan sekali salam. Sebagaimana yang lazim dilakukan mayoritas umat Islam dengan dasar hadis-hadis Nabi diatas. 
Namun, jika dikerjakan 3 rakaat dan dikerjakan sekaligus dengan satu kali salam, ini pun dibolehkan, baik membaca tasyahhud awal pada rekaat genap (rakaat kedua), maupun tidak. Didasarkan hadis Nabi,  dari ‘Aisyah RA, katanya :
إن الـنـبـي صلى الله عـلـيـه وسـلـم لا يـسـلـم فـي ركــعـتـي الـوتـر
Artinya “Dari ‘Aisyah RA, katanya: “Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW tidak mengucapkan salam pada dua rakaatnya sholat witir” (HR Nasai, dengan sanad hasan)


 Kaifiyat (Tatacara mengerjakan) Shalat Witir

a.  Niat shalat witir :
1). Lafazh niat shalat witir bagi orang yang mengerjakan setiap mendapat 2 rakaat 1 salam, dan terakhir 1 rakaat satu kali salam :
- Lafazh niat 2 rakaat :

أُصَلِّيْ سُـنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ ( إِمَامًا \ مَأْمُوْمًا) ِللهِ تَعَالَى

Aku niat shalat sunnah witir dua rakaat (menjadi imam / makmum) karena Allah Ta’ala

- Lafazh niat satu rakaat terakhir :
أُصَلِّيْ سُـنَّةً رَكْعَةً مِنَ الْوِتْرِ ( إِمَامًا \ مَأْمُوْمًا) ِللهِ تَعَالَى
Aku niat shalat witir satu rakaat (menjadi imam / makmum) karena Allah Ta’ala

2). Lafazh niat shalat witir bagi orang yang mengerjakan 3 rakaat sekaligus :
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ (إِمَامًا \ مَأْمُوْمًا) ِللهِ تَعَالَى
Aku niat shalat witir tiga rakaat (menjadi imam / makmum) karena Allah Ta’ala

b.  Gerakan dan bacaan shalat witir, mulai dari takbiratul ihram sampai salam, sama dengan gerakan dan bacaan shalat fardhu.


3. Doa Setelah Shalat Witir Ramadhan

Setelah menyelesaikan shalat witir, sebaiknya membaca doa berikut ini

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ (3×). سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّنَا وَ رَبُّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوْحِ

Artinya : “Maha Suci Dzat Yang Maha Raja Diraja lagi Maha Suci dari segala noda. Maha Suci Engkau dari segalacela, Maha Suci Engkau dari segala noda. Engkau-lah Tuhan kami dan Tuhan para malaikat dan malaikat Jibril".

Kemudian diteruskan dengan membaca doa berikut :

اَللَّهُـمَّ تَقَبَّلْ  ِمنَّا وُضُوْئَنَا وَصَلاَتَنَا وَ صِيَامَنَا وَ قِيَامَنَا وَ رُكُوْعَنَا وَ سُجُوْدَ نَا وَ تَسْبِيْحَنَا  وَ تَكْبِيْرَنَا وَ تَهْلِيْلَنَا وَ تَخَشُّعَنَا وَ تَضَرُّعَنَا وَ تَقْصِيْرَنَا وَ سَائِرَ أَعْمَالِنَا, وَ لاَ تَضْرِبْ بِهَا وُجُوْهَنَا يَا إِلَهَ الْعَالَمِيْنَ, وَ يَاخَيْرَ النَّاصِرِيْنَ, بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Artinya “Ya Allah, Tuhan kami, terimalah wudhu kami, shalat kami, puasa kami,  ibadah kami, rukuk kami, sujud kami, tasbih kami, takbir kami, tahlil kami, kekhu-syu’an kami, dan tadharru’ (merunduk / ratapan) kami, keterbatasan kami dan semua amal ibadah kami. Dan jangan Engkau pukul wajah kami dengan-nya, Wahai Tuhan semesta Alam, wahai sebaik-baik Penolong. Berkat rahmat kasih sayang-Mu, wahai Yang Maha Pengasih dari sekalian yang pengasih”.



Doa Memulai dan Mengakhiri Belajar – (199)

    a. Memulai Belajar dengan membaca :   رَضِيْتُ بِاللَّهِ رَبًّا, وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا, وَبِمُحَمَّدٍ نَبِـيًّا   وَرَسُوْلاً. ...