آمِيْنْ يَا اَللَّهْ يَا
رَحْمَنْ يَا رَحِيمْ
أنْتَ الْجَوَّادُ الْحَلِيمْ
وَأَنْتَ نِعْمَ الْمُعِيْنْ
Kabulkanlah ya Allah maha pengasih dan
penyayang, Engkaulah tuhan pemurah dan bijaksana dan Engkaulah sebaik-baik penolong
يَا حَلِيْمُ يَا حَنَّانْ
يَا مَالِكُ يَا مُبِينْ
وَلَا نَطْلُبُ شَيْئاً إِلَّا
أَنْتَ يَا مُعِينْ
Wahai tuhan maha bijak dan penyayang lagi maha menguasai dan
menjelaskan, kami tidak
akan minta tolong
kecuali hanya pada-Mu wahai maha penolong
رَبَّنَا اسْتَقِمْ
ذِكْرَنَا وذِكْرَ الْغَافِلِينْ
وَاجْمَعْنَا فِى اْلأَبْرَارِ
خِيَارِكَ الْفَائِزِيْنْ
Wahai tuhan istiqamahkan dzikir kami, dzikir orang yang
lalai dan kumpulkanlah kami dalam golongan orang yang baik pilihan-Mu yang selalu
beruntung
شَكَوْناكَ رَبَّنَا بَابَ
ضُعْفِ نَفْسِناَ
لِتَغْفِرَنَا غَفَّارُ
وَلِتُحْسِنَنَا
Kami mengadu kepada-Mu Ya Tuhan kami akan kelemahan diri
kami agar engkau mengampuni
kami dan memperbaiki
prilaku kami wahai Tuhan yang maha pengampun
سَأَلْنَاكَ اْلاِسْتِقَامَةَ
فِي تَذَكُّرِكْ
وَاسْتِقَامَتَناَ فِي
تَشَكُّرِ نِعَمِكْ
Kami mohon agar bisa beristiqamah
dalam berdzikir kepada-Mu dan mensyukuri nikmat-Mu
يَا كَرِيمْ يَا
كَرِيمْ أنْعِمْنَا بِنِعْمَتِكْ
يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنْ
اِرْحَمْنا بِرَحْمَتِكْ
Wahai Tuhan yang maha mulia berilah kami nikmat dari-Mu,
Wahai Tuhan yang paling pengasih, kasihilah kami dengan kasih
sayang-Mu
يَا جَلِيْلُ بِجَلَالِكَ
أَثْبِتِ اْلإيْمَانْ
رَبَّنا خَيْرَ الْمُــنْزِلِيْنَ
أَنْزِلِ الْـمِنَنْ
Wahai Tuhan yang maha perkasa, teguhkanlah iman kami
dengan keperkasaan-Mu, Wahai Tuhan sebaik-baik penurun rahmat, turunkanlah kepada kami
anugrah-Mu
يَا لَطِيْفُ يَا خَبِيْرْ
نَجِّنَا مِنَ الْـمِحَنْ
يَا قَوِيُّ يَا مَتِيْنْ
أَنْجِنَا مِنَ اْلإحَنْ
Wahai Tuhan yang maha lembut dan jeli, selamatkan kami dari
berbagai bencana, Wahai Tuhan yang maha kuat selamatkan kami dari segala marabahaya
رَبَّنا أَحْسِنْ لَنَا
ظَاهِراً وبَاطِناً
مَعَ حُسْنِ الظَّنِّ
بِحَضْرَتِكَ يَا مَنَّانْ
Wahai Tuhan kami, perbaikilah lahir dan
batin kami, serta senantiasa berbaik sangka kepada-Mu, wahai tuhan maha pemberi lahir batin sarono manah sae kang suci
وَيَا عَلِيْمُ أعْطِ
لَناَ عِلْماً مُعْمَلاً
وَلِرَعِيَّتِناَ عِلْماً
يُدْخِلُ الْجِناَنْ
Wahai Tuhan yang maha tahu, berilah
kami dan anak didik kami ilmu yang bisa diamalkan dan mampu memasukkan kami ke surge
اَلْقُرْآنْ كَلاَمُ اللهْ
كَلاَمُ اللهِ الْحَنَّانْ
وَأدْخِلْناَ بِذَلِكَ
فَرَادِسَ الْجِنَانْ
Wahai Tuhan yang maha pengasih, al-Quran adalah
firman-Mu, semoga berkat al-Quran, engkau akan masukkan kami ke surga firdaus-Mu
يَا حَفِيْظُ يا نَصِيْرْ
يَا وَكِيْلُ يَا اَللَّهْ
بَارِكْ لَناَ وَلَهُمْ
أجْمَعِيْنَ يَا اَللَّهْ
Wahai Allah yang maha menjaga,
menolong, tempat berserah diri, berkahilah hidup kami dan juga mereka semua, ya Allah
بِجُوْدِكَ يَا جَوَّادْ يَا
وَاحِدُ يَا صَمَدْ
اِجْعَلْناَ مِنَ
الْفَائِزِيْنَ فَوْزاً فِى الْأَبَدْ
Wahai Tuhan yang maha dermawan, maha esa, tempat
bergantung, semoga berkat kedermawanan-Mu, jadikanlah kami orang yang
bahagia sepanjang masa
يَا سَمِيْعُ يَا بَصِيْرْ
يَا وَاجِدُ يَا أَحَدْ
سَأَلْنَاكَ نِعْمَةً لَا
تُحْصَى أَنْتَ الْمـــَعَادْ
Wahai Tuhan yang maha mendengar, melihat, menemukan
solusi, maha esa, kami memohon kenikmatan yang tak terbatas dari-Mu yang selalu
memenuhi janji
يَا غَنِيُّ يَا حَمِيْدُ
وَيَا رَزَّاقُ قَدْ
رَجَوْناَ سَلامَتَناَ فِى
الدَّارَيْنِ فَقَطْ
Wahai Tuhan yang maha kaya, terpuji,
dan pemberi rizqi, sungguh kami hanya mengharap keselamatan dunia akherat saja
وَأَنْتَ صَاحِبُ كُنْ
فَيَكُونْ إذَا أرَدْ -
تَ شَيْئاً وُجُوْدَهُ
أنْتَ مُرِيْدُ الْمُرَادْ
Engkaulah pemilik “kun fayakun” jika
menghendaki untuk mewujudkan sesuatu, Engkaulah pemilik kehendak segala keinginan
بِاسْمِكَ الْعَظِيْمِ
حَصِّلْ جَمِيْعَ مَا قَصَدْ
نَاهُ مِنْ ذِكْرِكَ وَالتَّشَكُّرِ
فِى اْلأَوْقَاتْ
Berkat keagungan asma-Mu, kabulkan semua
keinginan kami, yaitu berdzikir dan bersyukur di segala waktu
يَا أَوَّلُ يَا آخِرُ
سَأَلْنَاكَ بِعَدْ
لِكَ رِضَاءً مَقْرُوْناً
بِحُسْنِ اْلاِعْتِقَادْ
Wahai Tuhan yang maha awal dan akhir, dengan
keadilan-Mu kami memohon ridlo-Mu beserta keyakinan yang baik
يَا سَلَامُ يَا سَلامُ يَا
قَاضِيَ الْحَاجاتْ
يا رَفِيْعُ ارْفَعْنَا
عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتْ
Wahai Tuhan yang maha damai dan pemenuh segala hajat, wahai
pengangkat derajat, tinggikanlah derajat kami setinggi-tingginya di sisi-Mu
يَا عَليُّ يَا عَظِيْمُ يَا
قَهَّارُ بِفَضْـــ -
ــلِكَ سَلَّمْتَنَا مِنَ
اْلأهْوَالِ وَاْلآفَاتْ
Wahai Tuhan yang maha tinggi, agung dan maha memaksa, dengan
keutamaan-Mu semoga engkau menyelamatkan kami dari segala bencana
dan marabahaya
رَبِّ رَبَّ الْعِزَّةِ
قِنَا مِنَ المُفْسِدَاتْ
سَلِّمْنَا مِنَ اْلأهْوَالِ
وَمِنَ الْـمُهْلِكَاتْ
Wahai Tuhan yang maha mulia, jagalah
kami dari kerusakan dan selamat kami dari bencana dan kerusakan
لَقَدْ حَقَّ قَوْلُكَ الْمــَكْتُوْبُ
فِي فُرْقَانِكْ
مَنْ عَرَفَكَ بِجَدِّكَ
لَفِيْ جَنَّتِكْ
Sungguh benar isi firman-Mu yang tertulis dalam al-Quran,
siapapun yang makrifat pada-Mu dengan sunguh-sungguh, pastilah dia akan masuk surga-Mu
بِجَاهِ النَّبِيِّ صَلَّى
اْلإلَهُ وَسَلَّمَ
عَلَيْهِ وَآلٍ دَامَ وَالْحَمْدُ
لِلْأَحَدْ
Semoga shalawat salam tercurah kepada
Rasulullah dan keluarganya selamanya dan segala pujian tercurah kepada Allah yang esa
==========================================
SEKILAS
PANDANG
PERJALANAN
HIDUP GUS MIEK
KH Hamim Tohari Djazuli atau lebih akrab
dengan panggilan Gus Miek lahir pada 17 Agustus 1940. Beliau adalah putra KH.
Jazuli Utsman (seorang ulama sufi dan ahli tarikat pendiri pon-pes Al Falah
mojo Kediri). Gus Miek salah-satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan pejuang Islam
yang masyhur di Tanah Jawa dan memiliki ikatan darah kuat dengan berbagai ulama
dan tokoh Islam ternama, khususnya di Jawa Timur. Maka wajar, jika Gus Miek
dikatakan sebagai pejuang agama yang tangguh dan memiliki kemampuan yang
terkadang sulit dijangkau akal. Selain menjadi pejuang Islam yang gigih, dan
pengikut hukum agama yang setia dan patuh, Gus Miek memiliki spritualitas atau
derajat kerohanian yang memperkaya sikap, taat, dan patuh terhadap Tuhan.
Namun, Gus Miek tidak melupakan kepentingan manusia atau intraksi sosial
(hablum minallah wa hablum minannas). Hal itu dilakukan karena Gus Miek
mempunyai hubungan dan pergaulan yang erat dengan (alm) KH. Hamid Pasuruan, dan
KH. Achmad Siddiq, serta melalui keterikatannya pada ritual ”dzikrul ghafilin”
(pengingat mereka yang lupa). Gerakan-gerakan spritual Gus Miek inilah, telah
menjadi budaya di kalangan Nahdliyin (sebutan untuk warga NU), seperti
melakukan ziarah ke makam-makam para wali yang ada di Jawa maupun di luar Jawa.
Hal terpenting lain untuk diketahui juga bahwa amalan Gus Miek sangatlah
sederhana dalam praktiknya. Juga sangat sederhana dalam menjanjikan apa yang
hendak didapat oleh para pengamalnya, yakni berkumpul dengan para wali dan
orang-orang saleh, baik di dunia maupun akhirat.
Gus Miek seorang hafizh (penghapal)
Al-Quran. Karena, bagi Gus Miek, Al-Quran adalah tempat mengadukan segala
permasalahan hidupnya yang tidak bisa dimengerti orang lain. Dengan
mendengarkan dan membaca Al-Quran, Gus Miek merasakan ketenangan dan tampak
dirinya berdialog dengan Tuhan ,beliaupun membentuk Sema’an Al-Quran "MANTAB" dan
jama’ah Dzikrul Ghofilin.
Gus miek selain dikenal sebagai seorang
ulama besar juga dikenal sebagai orang yang nyeleneh.
Beliau lebih menyukai da’wah di kerumunan orang yang melakukan maksiat seperti
di Discotiq dan club malam dibandingkan dengan menjadi seorang kyai yang
tinggal di pesantren yang mengajarkan santrinya kitab-kuning kuning. Hampir tiap malam beliau menyusuri jalan-jalan
di Jawa Timur, keluar masuk club malam, bahkan nimbrung dengan tukang becak, penjual kopi
di pinggiran jalan, hanya untuk memberikan sedikit pencerahan kepada mereka
yang sedang dalam kegelapan. Ajaran-ajaran beliau yang terkenal adalah suluk jalan terabas atau
dalam bahasa indonesianya pemikiran jalan pintas.
Pernah diceritakan, suatu ketika Gus Miek
pergi ke discotiq dan disana bertemu dengan pengunjung yang sedang asyik
menenggak minuman keras. Gus Miek menghampiri mereka dan mengambil sebotol
minuman keras lalu memasukkannya ke mulut Gus Miek. Salah satu dari mereka
mengenali Gus Miek dan bertanya kepada Gus Miek : ”Gus, kenapa sampeyan ikut minum
bersama kami? Sampeyan kan tahu ini minuman keras yang diharamkan oleh Agama?. Lalu
Gus Miek Menjawab : “Aku tidak meminumnya …..!! Aku hanya membuang minuman itu
ke laut…!”. Jawaban beliau ini membuat mereka bertanya-tanya, padahal sudah
jelas tadi Gus Miek meminum minuman keras tersebut. Diliputi rasa keanehan, Gus
miek angkat bicara : “Sampeyan semua ga’ percaya kalo aku tidak meminumnya,
tapi membuangnya ke laut..?”, lalu Gus
Miek membuka lebar mulutnya dan mereka semua terperanjat kaget bahwa didalam mulut
Gus miek terlihat laut yang bergelombang dan ternyata benar minuman keras
tersebut dibuang ke laut. Dan saat itu juga mereka diberi hidayah oleh Alloh
SWt untuk bertaubat dan meninggalkan minum-minuman keras yang dilarang oleh
agama. Itulah salah salah satu Karomah kewaliyan yang diberikan Alloh kepada
Gus Miek.
Jika sedang jalan-jalan atau keluar, Gus Miek
sering kali mengenakan celana jeans dan kaos oblong. Tidak lupa, beliau selalu
mengenakan kaca mata hitam, lantaran beliau sering menangis jika melihat
seseorang yang “masa depannya” suram dan
tak beruntung di akherat kelak.
Ketika beliau berda’wah di Semarang,
tepatnya di NIAC di pelabuhan Tanjung Mas. Niac adalah surga perjudian bagi
para cukong-cukong besar, baik dari kalangan pribumi maupun keturunan. Gus Miek
yang masuk dengan segala kelebihannya mampu memenangi setiap permainan,
sehingga para cukong-cukong itu mengalami kekalahan yang sangat besar. Niac pun
yang semula menjadi surga perjudian menjadi neraka yang sangat menakutkan
Satu contoh lagi, ketika Gus Miek
berjalan-jalan ke Surabaya, ketika tiba di sebuah club malam Gus Miek masuk
kedalam club yang dipenuhi dengan perempuan-perempuan nakal, lalu beliau
langsung menuju Watries (pelayan minuman). Beliau menepuk pundak perempuan
tersebut sambil meniupkan asap rokok tepat di wajahnya, perempuan itupun mundur,
tapi terus dikejar oleh Gus Mek sambil tetap meniupkan asap rokok di wajah
perempuan tersebut. Perempuan tersebut mundur hingga terbaring di kamar dengan
penuh ketakutan. Setelah kejadian tersebut, perempuan itu tidak tampak lagi di
club malam itu.
Pernah suatu ketika Gus Farid (anak
KH.Ahamad Siddiq yang sering menemani Gus Miek) mengajukan pertanyaan yang
sering mengganjal di hatinya, pertama bagaimana perasaan Gus Miek tentang
Wanita?. “Aku setiap kali bertemu wanita, walaupun secantik apapun dia, dalam
pandangan mataku yang terlihat hanya darah dan tulang saja, jadi jalan untuk
syahwat tidak ada”, jawab Gus Miek.
Pertanyaan kedua Gus Farid menayakan
tentang kebiasaan Gus Miek memakai kaca mata hitam, baik itu di jalan maupun
saat bertemu dengan tamu. ”Apabila aku bertemu orang dijalan atau tamu, aku diperlihatkan
perjalanan hidup orang itu sampai mati. Apabila aku bertemu dengan seseorang
yang nasibnya buruk, maka aku menangis. Untuk itu aku memakai kaca mata hitam
agar orang tidak tahu bahwa aku sedang menagis“. jawab Gus Miek
Da’wah model Gus Miek tersebut tidak boleh
dicontoh begitu saja, karena resikonya sangat berat. Seorang yang paling Alim
pun sekaliber KH.Abdul Hamid (pasuruan) mengaku tidak sanggup melakukan da’wah
seperti yang dilakukan oleh Gus Miek, padahal KH.Abdul Hamid juga seorang waliyalloh.
Tepat tanggal 5 juni 1993 Gus Miek
menghembuskan napasnya yang terakhir di rumah sakit Budi Mulya Surabaya
(sekarang Siloam). Kyai yang nyeleneh dan unik akhirnya meninggal dunia dan
menuju kehidupan yang lebih abadi dan bertemu dengan Tuhannya yang selama ini
beliau rindukan.